Selayang Pandang
Dua minggu lalu Cikgu mendapat info tentang lomba blog yang diadakan
oleh BRI untuk memanggil Para Penyuluh Digital dengan tema Menjadi Nasabah
Bijak Lindungi Diri Dari Kejahatan Siber. Sepintas ketika membaca tema Cikgu teringat
dengan berita yang pernah viral yaitu kasus penipuan yang dialami
oleh salah satu nasabah BRI dari Sumatera Barat yang kehilangan uangnya sebesar
1,1 Milyar karena mendapat pesan Whatsapp tentang pemberitahuan
perubahan biaya transfer.
Sumber kiriman dari WA |
Dalam pesan tersebut si pelaku mengatasnamakan diri sebagai salah satu pegawai BRI dan mengeshare INFO BANKBRI dan menginformasikan tentang perubahan biaya transaksi baru sebesar Rp.150.000,- jika nasabah tidak setuju dengan biaya tarif baru nasabah harus melakukan konfirmasi dengan mengisi data formulir dengan benar. Tidak setuju dengan biaya tarif baru maka sitarget melakukan apa yang diperintahkan pelaku yaitu, mengisi formulir dengan link yang telah diberikan dimana data yang diminta berupa username, password dan PIN. Hasilnya sesuai harapan sipelaku, dalam waktu singkat uang si target telah lenyap sebesar 1.1 Milyar.
Sumber: TribunNetwork |
Cerita di atas adalah salah satu contoh kasus viral yang sempat heboh dijagat maya. Tentu saja masih banyak kasus penipuan yang terjadi selain kasus ini. Pada saat di sekolah Cikgu berdiskusi sesama rekan guru apakah mereka pernah mengalami peristiwa penipuan, jawabannya hampir sama sering mendapatkan pesan memenangkan undian berhadiah, mereka tidak pernah hiraukan, tetapi kerabat dekat, maupun tetangga mereka pernah mengalaminya.
Kasus Kejahatan Siber yang Terjadi di Masyarakat
Pada saat jam istirahat teman-teman guru sedang berkumpul di ruang
perpustakaan.
“Hi friends (kebetulan ini guru muda yang masih fresh graduate)
“Iya Bu”
“Punya pengalaman gak, mendapatkan pesan yang mengatasnamakan BRI?”
“Saya gak sih, cuma teman pernah ngalamin Bu.” Jawab Eka
“Ceritain dong!”
“Tetangga saya Bu, sebelum kasus penipuan atas nama BRI viral. Padahal masih muda umur 28. Ketika itu dia mendapatkan pesan agar melakukan konfirmasi ulang rekeningnya dan meminta mengirimkan pesan yang masuk di smsnya. Dia kirimkanlah pesan itu padahal berisi kode OTP, benar aja besoknya dia cek udah raib uangnya Rp.10.000.000,- , Dia membuat laporan ya tetap aja susah karena transaksinya dilakukan seperti penarikan resmi.”
“Yang lain gimana?”
“Kalau penipuan atas nama BRI sih gak Bu, cuma ini cerita dari pedagang pulsa dekat rumah saya” sahut Tutik
“Ada ibu-ibu datang ke counter mau beli pulsa, sambil nelepon katanya saudaranya minta dikirimkan pulsa Rp.100.000,- . Sudah diisikan pulsa, disuruh lagi tambahkan Rp.100.000,- sudah disikan, terus minta lagi Rp.100.000,-. Penjaga counter yang mengisikan pulsa mulai curiga karena yang minta sedang menelpon si target. Si penjaga counter menjelaskan
“Ibu, ini pulsanya sudah diisi 2 kali, batas maximalnya cuma 2 kali sudah tidak bisa diisi lagi, tunggu besok.”
“Si pelaku tetap ngotot dan si Ibu juga ikut kekeh agar dikirimkan pulsa kenomor si pelaku. Karena sipelaku mulai sadar jika sudah dicurigai akhirnya ia mematikan telpon dan Si Ibu yang membelikan pulsa seperti orang linglung dia tidak sadar jika sudah 2 kali mengirimkan pulsa”
Sumber: Twitter bankbri_id |
Cerita lainnya dari rekan guru senior yang menceritakan saudaranya ngotot meminjam uang kepadanya untuk membayar pajak undian hadiah mobil. Sudah disampaikan agar berhati-hati karena banyak kasus penipuan akan tetapi saudaranya masih saja bersikekeh jika undian itu benar karena besok dia akan berangkat ke Surabaya untuk mengambil hadiahnya.
Karena masih ngotot akhirnya Si ibu meminjamkan uang sekadarnya saja karena sudah tahu sangat beresiko kasus penipuan. Benar saja sebulan, dua bulan mobil tidak kunjung tiba tapi sitarget sudah meminjam uang kemana-mana untuk mentransfer sejumlah uang kepada sipenipu.
sumber BankBRI@bri.co.id |
Cerita diatas adalah contoh dari kejahatan siber yang sering
terjadi, istilah populer saat ini adalah Soceng singkatan dari
Social Engineering atau dikenal dengan Rekayasa Sosial yaitu suatu cara untuk
mengelabui, memanipulasi korban agar bisa mendapatkan data pribadi atau akses
yang diinginkan. Dengan cara mempengaruhi psikologis, pikiran dengan berbagai
cara yang membuat korban senang atau panik sehingga tanpa sadar korban akan
menjawab atau mengikuti instruksi yang diinginkan pelaku. Media yang digunakan
dalam Soceng ini adalah pesan singkat, internet dan telepon.
Dikutip dari berbagai sumber |
Sebelum kita bahas bagaimana tips dan trik agar terhindar dari kejahatan siber kita cari tahu dulu informasi tentang Bank Rakyat Indonesia dan Layanan Digital apa saja yang disedikan oleh BRI.
BRI Bank Terbesar Milik Pemerintah
Hidup pada zaman moderenisasi banyak bergantung pada
teknologi, termasuk dalam bidang perbankan. Pemanfaatan teknologi
dalam perbankan sangatlah penting untuk memudahankan nasabah dalam melakukan
aktivitas yang berkaitan dengan rekeningnya seperti: mentransfer, menyimpan
uang, belanja online dan lain sebagainya.
Sebagaimana kita ketahui bersama BRI merupakan salah satu Bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia yang didirikan di Purwokerto Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja pada tanggal 16 Desember 1895.
Visi dari BRI adalah The Most Valuable Banking Group in South Asia and Champion of Financial Inclusion
Sedangkan Misi dari BRI sendiri
- Memberikan Yang
Terbaik
- Menyediakan Pelayanan
Yang Prima
- Bekerja Dengan Optimal
dan Baik
Digital Banking BRI
Sudah satu abad lebih umur dari Bank pemerintah ini sudah pasti tersebar hingga kepelosok negeri. Tentu saja sebagai Bank terbesar milik negara BRI mengikuti trend perkembangan zaman dengan memberikan kemudahan dalam bentuk Digital Banking : E-Chanel, Digital Loans, Ecosytem & Integration antara lain:
BRImo
Aplikasi Keuangan Digital Bank BRI Terbaru berbasis data internet yang
memberikan kemudahan bagi nasabah maupun non nasabah BRI untuk dapat
bertransaksi dengan User Interface dan User Experience terbaru, fitur login
face recognition, login fingerprint, top up gopay, pembayaran QR dan
fitur-fitur menarik lainnya, dengan pilihan Source of Fund/ sumber dana setiap
transaksi dapat menggunakan rekening Giro/ Tabungan.
Internet Banking
Dengan Internet Banking BRI, dapat memudahkan
nasabah berinteraksi dengan BRI selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari
setahun, di manapun Anda berada.
ATM BRI
Memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan di ATM BRI yang
tersebar di seluruh unit kerja BRI di seluruh Indonesia termasuk di
tempat-tempat strategis.
BRIZZI
Produk uang elektronik dengan menggunakan teknologi chip sebagai
pengganti uang tunai yang berfungsi sebagai alat pembayaran transaksi belanja.
SMS Banking
Layanan perbankan yang hadir didalam handphone dengan mengirimkan pesan transaksi yang diinginkan berupa SMS ke 3300 atau dengan menu melalui aplikasi.
Produk Digital Banking BRI Sumber Gambar (https://bri.co.id/) |
Mocash
Mocash adalah suatu fitur pembayaran belanja
dengan cara mengisikan store id milik merchant, nominal jumlah pembayaran, dan
order ID menggunakan sumber dana simpanan/uang elektronik. Biaya transaksi bagi
pengguna Mocash adalah biaya sms yang dikenakan oleh operator.
Ceria
Aplikasi yang digunakan untuk belanja online,
pengajuan kredit, penarikan uang dan lain sebagainya masin
Itulah beberapa contoh Digital Banking yang telah dikembangkan oleh BRI untuk informasi detail bisa berkunjung kelaman https://bri.co.id/digital-banking
Hampir sebagian besar kegiatan perbankan dilakukan secara digital
menggunakan bantuan alat teknologi terutama telpon, komputer dan akses
internet. Akan tetapi kecanggihan teknologi ibarat dua sisi mata uang, ada
dampak positif dan juga dampak negatif. Kecanggihan teknologi dalam perbankan
juga diikuti oleh maraknya kasus yang berkaitan dengan Cyber Crime.
Jika melihat profil dan layanan Digital Banking dari BRI tentu saja peluang tindak kejahatan siber yang mengatasnamakan BRI cukup besar yang mencapai 130 juta nasabah dengan total tabungan mencapai 485 triliun sumber: www.solopos.com apalagi nasabah BRI berasal dari semua kalangan. Perlunya Penyuluh Digital agar nasabah waspada terhadap kejahatan siber dengan ikut berpartisipasi menyebarkan informasi yang berkaitan dengan kejahatan siber dalam perbankan dengan cara meningkatkan Literasi Digital agar menjadi Nasabah Bijak yang selalu waspada terhadap berita hoax.
Mengenal Cyber Crime
Cyber Crime adalah kejahatan yang terjadi dalam dunia maya atau dalam jaringan
internet. Maraknya Cyber Crime dimulai sejak internet telah berkembang di penjuru
dunia. Kasus pencurian dan penyalahgunaan data adalah kasus yang sering
terjadi. Berikut ini 5 Cyber Crime yang sering terjadi dalam dunia maya.
1. Phishing
Kejahatan cyber phising yaitu suatu kejahatan dalam dunia maya yang
dilakukan dengan mencuri informasi data pribadi melalui email, pesan teks,
telepon atau link palsu yang mengaku sebagai instansi tertentu. Data yang
dicuri berupa username, password, NIK, OTP. Data ini digunakan untuk melakukan
penipuan, pencurian, penyalahgunaan serta pemerasan uang.
2. Cracking
Merupakan kejahatan cyber yang dilakukan dengan cara masuk
secara paksa dengan meretas sistem keamanan software maupun komputer
dengan tujuan untuk melihat, mencuri, memanipulasi data dan lainnya.
3. Carding
Merupakan kejahatan cyber pencurian data berupa informasi kartu kredit
milik orang lain. Tujuan dari pencurian ini adalah untuk melakukan transaksi
ataupun mencairkan dana kartu kredit milik orang lain. Carding yang dilakukan
ada 2 cara pencurian data dengan menggunakan card skimmer dan menggunakan
phishing atau hacking.
4. Skimming
Merupakan kejahatan cyber melakukan penipuan dengan maksud mencuri informasi melalui strip magnetik kartu kredit/debit.
5. Penipuan OTP
Merupakan penipuan yang dilakukan agar sitarget mengirimkan kode OTP
(One Time Password) agar dapat melakukan transaksi keuangan yang tidak sah.
Itulah 5 contoh kejahatan siber yang sering terjadi dalam masyarakat.
Media yang digunakan tidak lain internet dan telepon. Begitu banyak pesan
penipuan yang berseliweran memenangkan undian berhadiah berupa uang tunai, pulsa,
rumah, mobil dan lain sebagainya dengan cara menghubungi no yang tertera.
Dokpri |
Jika sitarget percaya dan menelepon nomor sipelaku atau membuka link yang diberikan maka sipelaku akan semakin lihai untuk mengarahkan si korban agar mendapatkan data yang diinginkan berupa KTP dimana berisi NIK, Nama, TTL, hingga no rekening, user, password dan kode OTP dan mengarahkan si target untuk mengirimkan semua data yang diinginkan.
Begitu maraknya kasus penipuan dan pencurian data maka dari itu sebagai nasabah yang memiliki no rekening dan sering melakukan transaksi baik online maupun offline agar berhati-hati dan bersikap bijak terhadap berita-berita hoax apalagi yang mengatas namakan pihak Bank BRI. Jangan mudah percaya jika pesan tersebut disampaikan melalui WA, pesan singkat ataupun telepon.
Sumber : Facebook BANK BRI |
Tips dan Trik Menjadi Nasabah Bijak Untuk Melindungi Diri Dari Kejahatan Siber
Mari kita Menjadi Nasabah Bijak, menghindari diri dari kejahatan siber. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan berikut tips dan trik yang harus diperhatikan agar terhindar dari kejahatan siber:
- Jika mendapatkan pesan memenangkan undian yang
berisi kalimat pajak ditanggung pemenang dan segera melakukan transfer
agar barang segera dikirim, dan hubungi no yang tertera
sebaiknya abaikan jika perlu langsung di hapus jangan dibaca hingga
tuntas.
- Jika masih ragu atas kebenaran dari WA, pesan
singkat yang diterima lakukan kroscek dengan mencari informasi
yang terkait pada search engine google
dan lainnya dengan kata kuci undian tersebut. Cek nama
perusahaan alamat web jika ada dan temukan informasi yang banyak tentang
perusahaan yang dicantum oleh sipelaku. Jika
perusahaan tersebut lembaga resmi cari informasi apakah PT/ perusahaan
sedang melakukan event yang undian berhadiah.
- Jangan asal klik waspada link phishing.
Jika masih menggunakan bit.ly.blabla.com ataupun masih menggunakan
blogspot.com, wordpress.com maka dijamin ini adalah penipuan karena
perusahaan besar tidak akan mengunakan domain gratisan. Web resmi BRI
adalah https://bri.co.id/
- Jangan diangkat jika no telpon terasa asing
atau segera matikan telpon jika pembicaraan mengarah kepada memenangkan
undian dan segera melakukan konfirmasi berupa pengisian data
berupa link yang diberikan dengan menunjukan KTP apalagi foto sedang
memegang KTP.
- Jangan memberikan data pribadi kepada siapapun
termasuk petugas bank, seperti username, Password, PIN, Kode OTP,M-Token
&CVC/CVV
- Abaikan chat dan telepon yang mengaku sebagai
petugas Bank BRI dan meminta mengisi link formulir.
- Sebagai nasabah BRI, laporkan jika mengetahui
ada akun palsu BRI, akun resmi Bank BRI memiliki centang biru/hijau. Akun
palsu yang mengatasnamakan Bank BRI pada link s.id/Laporpenipuansoceng
- Pastikan hanya menghubungi Contact BRI
14017/1500017 atau akun resmi social media BRI yang
terverifikasi.
- Berhati-hati membuka akun e-banking pada
computer umum jika terpaksa jangan lupa untuk logout jika perlu clear
history pada setingan browser untuk menghilangkan rekam jejak.
- Lakukan perubahan PIN / Password secara
berkala dan gunakan kombinasi huruf besar, kecil angka dan tanda baca.
Sumber: Twitter bankbri_id |
Itulah 10 tips agar nasabah terhindar dari kejahatan siber yang dikaitkan dengan BRI. Bersikap bijak dan jangan gegabah terhadap informasi dan berita yang mengatas namakan pihak bank atau lembaga apalagi sampai meminta data penting berupa NIK, username , password, kode ATP.
Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia dan maraknya kejahatan siber maka Pemerintah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui Literasi Digital. Sebulan yang lalu Cikgu dihubungi oleh salah satu teman di dunia maya yang aktif dalam kegiatan Literasi Digital memberitahukan jika beliau bersama Tim Literasi Digital yang bertugas untuk wilayah Bali meminta agar dapat mengisi dalam komunitas yang Cikgu ikuti.
Saat itu Cikgu mengundang beliau dan tim untuk mengisi dalam komunitas Pengajian Ibu-Ibu di lingkungan tempat tinggal Cikgu. Waktu dan hari pun telah disepakati akan tetapi pada malam hari sebelum kegiatan berlangsung beliau membatalkan kegiatan karena ada sesuatu hal yang mendadak.
Mepetnya waktu, dan kegiatan juga telah diumumkan akhirnya Cikgu berinisiatif untuk mengisi Literasi Digital dalam acara Pengajian ibu-ibu Ad Dakwah. Lindungi Diri Dari Kejahatan Siber tema yang Cikgu sampaikan di dalam Kegiatan Pengajian Ibu-Ibu di lingkungan sekitar rumah Cikgu. Dihadiri sekitar 200 anggota dengan harapan agar ibu-ibu selalu waspada terhadap kejahatan siber terutama kasus penipuan online yang mengatasnamakan lembaga resmi.
Kegiatan Penyuluha Literasi Digital (Dokpri) |
Mari kita menjadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri Dari Kejahatan
Siber dan jangan lupa untuk ikut serta menjadi bagian Penyuluh Digital untuk memberikan informasi dan mengedukasi kepada saudara, kerabat, rekan kerja,
siswa, masyarakat agar selalu berhati-hati dan waspada terhadap
kejahatan siber.
Demikian tulisan ini semoga membawa manfaat agar pembaca lebih
berhati-hati dan waspada terhadap pesan dan telpon yang mengatasnamakan Bank
BRI ataupun lembaga resmi lainnya. Cikgu akhiri dengan quote yang selalu
disampaikan oleh Bang Napi
“Kejahatan tidak hanya terjadi karena niat dari sipelaku tetapi justru karena ada kesempatan.” Waspadalah…!”
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_siber
Artikel ini diikutsertakan dalam BRI Blogging Competition 2022
Sepakat Cikgu harus rajin-rajin kroscek agar terhindar dari penipuan
BalasHapusThat's right
HapusTerimakasih ilmu' nya tanteque' terus berkarya tanteque'. Sumangek
BalasHapusNira
HapusSiap Nira, jangan lupa share ke keluarga, teman dll , agar terhindar dari penipuan
HapusLuar biasa detail penjelasannya Cikgu....
BalasHapusLevel Pro memang tiada tanding...
Ditunggu karya selanjutnya😊
Terimakasih Bu Laely, salam literasi
BalasHapusZaman sekarang hatii-hati dengan berita hoax
BalasHapusIyes, perbanyak literasi
HapusIni perlu banget bu disosialisasikan kepada masyarakat karena sudah banyak yang tertipu dari sosial media tersebut
BalasHapusBantu Share ya Bu ke rekan-rekannya, biar selalu waspada
Hapussangat bermanfaat skali tulisan cikgu rita yang sangat menginspirasi. seperti yg kita ketahui masyarakat sangat mudah tertipu oleh oknum2 yang tidak brtangungjawab apalgi masalah utamanya adalah uang. Dengan tulisan cikgu rita tentu sangatlah membantu masyarakat tentang cara agar terhindar dari penipuan semacam Siber ini. Informasi ini dapat menambah ilmu masyarakat untuk lebih berhati2 ktika mendapatkan pesan yang mengatasnamakan lembaga besar Indonesia.
BalasHapusTerimakasih
HapusIzin share cikgu
BalasHapusSilahkan
HapusBaru saja kemarin seorang teman mendapat pesan serupa. Untungnya, langsung konfirmasi dengan pegawai bank sehingga terhindar dari penipuan. Terima kasih Bu Rita informasinya. Semoga menang di kompetisi ini.
BalasHapustetap waspada, terimakasih kembali Bu, Amiin YRA
HapusMantab Bu, bermanfaat
BalasHapusTerimakasih Pak Sim,
HapusTrimakasii Bu informasi nya sangat bermanfaat karna emang banyak penipuan-penipuan semacam itu di zaman sekarang maka kita harus waspada dan lebih berhati hati lagi
BalasHapusThat's right, bantu share ke temen-temen nya ya
Hapus