20 Oktober 2024

,

Eksplorasi Konsep Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 


Sebagai seorang pendidik, memahami dan mengamalkan etika adalah suatu keharusan. Etika dan nilai-nilai kebajikan yang terkandung didalamnya tidak hanya menjadi pedoman dalam menjalankan tugas, tetapi juga menjadi alat untuk membentuk karakter siswa dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Sekolah, sebagai institusi moral, memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan nilai-nilai etika.

Peran guru di era digital ini mengalami transformasi yang signifikan. Selain menjadi penyampai ilmu pengetahuan, guru juga berperan sebagai:

  • Fasilitator Pembelajaran: Guru menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, mendorong siswa untuk aktif mencari dan membangun pengetahuan sendiri.
  • Mentor: Guru memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa dalam mengembangkan potensi diri mereka.
  • Model Peran: Guru menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam hal perilaku, sikap, dan nilai-nilai.
  • Pengelola Teknologi: Guru menguasai teknologi untuk mengintegrasikan pembelajaran dengan berbagai alat digital.
  • Pembangun Karakter: Guru berperan dalam membentuk karakter siswa, menanamkan nilai-nilai moral dan sosial.

Anda adalah seorang pimpinan sekolah. Suatu saat Anda dilaporkan bahwa salah satu guru Anda memberikan les privat kepada beberapa murid tertentu. Guru yang memberikan les tersebut sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan obat bagi istrinya yang sedang sakit keras. Namun di sisi lain, murid-murid yang mengikuti les privat bisa mendapatkan soal-soal yang akan dijadikan bahan tes, dan hasil tes mereka bisa menjadi sangat baik dibandingkan dengan hasil tes murid-murid lain yang tidak mengikuti les.  Apa yang akan lakukan Anda lakukan bila Anda adalah kepala sekolah? Mengapa? Apakah ada dua nilai kebajikan yang saling berbenturan? Bila ada, nilai-nilai kebajikan apa saja yang saling bersinggungan?

Situasi ini menyajikan dilema antara keadilan dan empati. Saya perlu mencari solusi yang adil bagi semua siswa, namun juga menunjukkan kepedulian terhadap kesulitan yang dihadapi guru. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip etika, saya berharap dapat menemukan jalan tengah yang terbaik untuk semua pihak. Melalui dialog dan kolaborasi, kita dapat membangun solusi yang tidak hanya mengatasi masalah saat ini, tetapi juga memperkuat integritas sekolah

Tuliskan jawaban Anda pada kolom dibawah ini!

Your answer:

Kasus yang saya tuliskan dalam pembelajaran mualai dari diri tadi adalah

Suatu ketika, saya dihadapkan pada situasi di mana seorang siswa mengalami kesulitan belajar. Sebagai seorang guru, saya merasa bertanggung jawab untuk membantu siswa tersebut. Namun, saya juga menyadari bahwa saya tidak dapat mengatasi masalah ini sendirian.

Dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan yang telah saya internalisasi, saya memutuskan untuk melibatkan beberapa pihak, yaitu:

Saya berkomunikasi dengan orang tua siswa untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kesulitan yang dialami oleh anaknya di rumah.
Saya berdiskusi dengan rekan guru yang mengajar mata pelajaran lain untuk mencari tahu apakah siswa tersebut juga mengalami kesulitan di mata pelajaran lain.

Dari kasus tersebut termasuk ke dalam bujukan moral karena secara keseluruhan, pendekatan ini menunjukkan bahwa sebagai pendidik, saya tidak hanya fokus pada kurikulum, tetapi juga pada kesejahteraan holistik siswa. Menghadapi masalah pendidikan dengan melibatkan berbagai pihak dan menghargai nilai-nilai kebajikan akan membantu menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

 

 

 

Kasus Dilema Etika

Rekan guru saya sebut saja Bu Ani adalah seorang guru Bahasa Indonesia di sekolah kami. Ia dikenal sebagai guru yang kreatif dan disukai siswa. Namun, belakangan ini, Bu Ani sering datang terlambat ke sekolah. Hal ini sudah beberapa kali menjadi perhatian kepala sekolah. Kepala Sekolah telah beberapa kali mengingatkan Bu Ani namun hal tersebut tidak banyak mengubah kebiasaan Bu Ani. Akhirnya, Pak Kepala Sekolah memutuskan untuk memberikan teguran di WA Group sekolah kepada Bu Ani sebagai sangsinya.

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

-          Bu Ani dikenal kreatif, namun kurang disiplin dalam hal waktu.

  1. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

-          Bu Ani (guru)

-          Pak Budi (kepala sekolah)

-          Siswa

-          Sekolah

  1. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

-          Bu Ani sering terlambat.

-          Kepsek telah memberikan teguran beberapa kali.

-          Bu Ani dikenal kreatif dan disukai siswa.

-          Tidak diketahui alasan pasti Bu Ani sering terlambat.

  1. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

-          Uji Legal: Tidak ada pelanggaran hukum yang jelas dalam kasus ini, kecuali jika ada perjanjian kerja yang secara spesifik mengatur sanksi atas keterlambatan.

-          Uji Regulasi: Ada potensi pelanggaran kode etik guru, terutama terkait dengan profesionalisme dan ketepatan waktu.

-          Uji Intuisi: Secara intuitif, keterlambatan yang berulang dapat mengganggu proses belajar mengajar dan memberikan contoh yang kurang baik bagi siswa.

-          Uji Publikasi: Jika keputusan dipublikasikan, kemungkinan besar akan menimbulkan berbagai reaksi, baik positif maupun negatif. Bu Ani mungkin merasa malu atau tertekan, sementara pihak sekolah mungkin mendapat sorotan negatif.

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

-          Paradigma dilema etika yang mungkin terjadi adalah keadilan vs belas kasihan. Di satu sisi, Bu Ani harus bertanggung jawab atas tindakannya dan mendapatkan sanksi yang sesuai. Di sisi lain, mungkin ada alasan yang dapat meringankan kesalahannya.

  1. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai?

Prinsip yang dapat digunakan adalah prinsip keadilan dan prinsip kemanusiaan. Keadilan mengharuskan Bu Ani mendapatkan konsekuensi atas tindakannya, namun kemanusiaan mengharuskan kita untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi perilakunya.

  1. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Mediasi: Mengadakan mediasi antara Bu Ani dan Pak Budi untuk mencari solusi bersama.

Program mentoring: Memberikan mentoring kepada Bu Ani untuk membantu mengatasi masalah yang mendasarinya.

Penyesuaian tugas: Memberikan tugas yang lebih fleksibel kepada Bu Ani, jika memungkinkan.

  1. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

Keputusan yang diambil sebaiknya mempertimbangkan semua aspek, baik dari segi aturan, etika, maupun kemanusiaan. Salah satu opsi adalah memberikan teguran tertulis, namun juga menawarkan solusi untuk membantu Bu Ani mengatasi masalah keterlambatannya.

  1. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Setiap keputusan memiliki konsekuensi. Penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil, baik bagi individu yang terlibat maupun bagi institusi.

 

0 comments:

Posting Komentar