09 November 2024

, ,

Guru Altruis Lawan Krisis Membaca Dan Menulis

 


Buku adalah jendela dunia, kata seorang filsuf. Namun, banyak jendela dunia yang belum terbuka bagi generasi muda kita. Kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis adalah kunci sukses di era digital. Namun, hasil PISA 2022 menunjukkan bahwa literasi siswa Indonesia masih perlu ditingkatkan. Penurunan skor 12 poin dari 371 di 2018 menjadi 359 di 2022 dimana target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (kemendikbudristek) 2020-2024 sebesar 396, hal ini menjadi alarm bagi kita semua. Jika literasi rendah, maka potensi generasi muda kita juga akan terhambat.

Jika ditelusuri secara mendalam, akar permasalahannya adalah hal mendasar kemampuan membaca siswa yang sangat rendah dan itu terjadi di sekolah-sekolah dan termasuk di sekolah tempat saya bertugas. Bertolak ukur dari hasil Rapor pendidikan sekolah kami SMP Negeri 2 Mendoyo pada tahun 2024 terjadi penurunan sebesar 11,11 % dari tahun 2023 pada kemampuan literasi. Setelah ditelusuri permasalahan yang terjadi 2 dari 45 siswa yang mengikuti Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) memiliki kemampuan membaca yang sangat rendah. Setelah melakukan pendataan melalui guru Bimbingan Konseling  (BK) pada tahun pelajaran  2022/2023 ditemukan 5 siswa di sekolah kami belum mampu membaca lancar. 

 

Kemampuan Literasi Siswa di SMPN 2 Mendoyo Rapor Pendidikan Tahun 2024


Kemudian pada tahun Pelajaran 2023/2024 kembali sekolah mengidentifikasi siswa yang terkendala dalam membaca. Pada penelusuran tahun ini sekolah melalui kerjasama dengan guru BK menemukan terdapat 6 orang siswa yang belum lancar membaca. Bahkan dari 6 orang siswa ini, terdapat 2 orang siswa yang sama sekali tidak mengenal huruf. Sistem zonasi tanpa tes dalam penerimaan peserta didik baru mewajibkan sekolah menerima seluruh siswa yang mendaftar dan telah memenuhi persyaratan administrasinya. Hal ini menyebabkan sekolah memperoleh siswa-siswi yang beraneka ragam baik dari minat, bakat, dan tingkat pemahamannya.

Generasi muda adalah aset bangsa. Dengan membekali mereka kemampuan membaca dan menulis yang baik, kita telah memberikan mereka senjata paling ampuh untuk menghadapi tantangan masa depan. Mari jadikan literasi sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.


Adanya siswa yang kesulitan membaca hingga tingkat SMP adalah masalah yang sangat fenomenal. Ini adalah persoalan yang harus diselesaikan karena akan menghambat proses pembelajaran. Mereka bagaikan kapal tanpa kompas, terombang-ambing di lautan informasi yang luas tanpa peta. Adapun hasil observasi dan wawancara dengan siswa yang belum bisa membaca penyebabnya adalah siswa yang tidak fokus dalam belajar.

Mengapa ini bisa terjadi?

  • Di era gadget yang serba instan, buku seringkali terlupakan. Jarang sekali kita melihat anak-anak asyik membaca buku cerita sebelum tidur atau menghabiskan waktu di perpustakaan.
  • Metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik minat siswa dapat membuat siswa enggan membaca.
  • Lingkungan sekitar yang kurang memadai, seperti minimnya akses terhadap buku bacaan yang berkualitas, juga menjadi penghambat.
  • Tuntutan keluarga karena harus membantu orangtua.
  • Orangtua yang sibuk  sehingga tidak bisa mendampingi anak belajar dan tidak memfasilitasi les membaca anak padahal manfaatnya tidak hanya bisa membaca dan menulis tapi dapat mengembangkan potensi anak sejak dini.

Dampaknya?

Masalah ini bukan sekadar soal nilai ujian. Ketidakmampuan membaca berdampak pada berbagai aspek kehidupan siswa. Mereka akan kesulitan memahami pelajaran di sekolah, kesulitan berkomunikasi, dan memiliki peluang yang lebih kecil untuk meraih kesuksesan di masa depan. Hasil diskusi dari group WA dimana saya bergabung didalamnya yang merupakan guru yang berasal dari berbagai Provinsi permasalahan sama terjadi masih ada siswa yang memasuki jenjang SMP belum mampu membaca

Tentu saja banyak faktor yang menyebabkan siswa belum mampu membaca hingga di jenjang SMP.  Agar tidak saling menyalahkan maka perlu kerjasama orangtua, siswa, guru, komite dan stakeholder. Ada banyak alternatif dalam menyelesaikan masalah dasar membaca dan menulis siswa. Dalam menyelesaikan persoalan tersebut sekolah kami berupaya untuk menuntaskan permasalahan membaca siswa dengan beberapa tahapan:

Langkah pertama mencari tahu siapa saja siswa yang kesulitan membaca. Setelah itu, Kepala Sekolah mengajak guru Bimbingan Konseling untuk menjadi sahabat bagi para siswa ini, dengan pendekatan yang personal dan menyenangkan, para siswa akan merasa nyaman dan termotivasi untuk terus belajar. Dalam hal ini sekolah memberikan ruang untuk belajar membaca siswa dan memberi alternatif lain untuk mengikuti les membaca dan menulis.

Langkah kedua, mengunjungi rumah siswa yang belum mampu membaca. Tujuannya? Untuk mengajak orang tua ikut terlibat dalam proses pembelajaran anak-anak mereka untuk menciptakan sinergi antara sekolah dan keluarga. Bersama-sama, mencari solusi terbaik untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi anak. Sekolah dapat memfasilitasi Les membaca  untuk membantu siswa yang mengalami masalah membaca dan menulis untuk mengenal huruf, menyambung kata atau membaca kurang lancar.

Langkah ketiga, mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa. Dalam pertemuan ini, Kepala Sekolah menjelaskan pentingnya membaca bagi masa depan anak, serta berbagi tips dan trik untuk membimbing anak belajar di rumah dan mengajak orang tua untuk berkomitmen mendukung program ini.

Mengapa orang tua dilibatkan? Karena keluarga adalah lingkungan belajar pertama dan utama bagi anak. Dengan dukungan orang tua, anak-anak akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk mencapai keberhasilan.

Latihan Membaca Siswa 

Apa yang diharapkan? Tentu saja kami selaku warga sekolah berharap program ini dapat membuka jendela dunia bagi para siswa. Kami ingin mereka tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, dan penuh rasa ingin tahu.

Jika masih ada siswa SMP yang belum mampu membaca lancar bahkan ada yang belum mengenal huruf maka pada jenjang SD jumlahnya akan jauh lebih banyak. Agar masalah ini tidak berlarut-larut ada baiknya orang tua memperhatikan kebutuhan membaca dan menulis anak agar dipersiapkan sejak dini. Orang tua jangan menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah, jika anak mengalami hambatan membaca maka orang tua harus mendampingi anak untuk belajar di rumah jika memiliki kesibukan orang tua bisa memasukkan anaknya di Kursus membaca anak salah satunya kursus Bahasa Indonesia Kumon. Salah satu keunggulan belajar di Kumon menggunakan metode belajar yang menggali potensi setiap siswa dan mengembangkan kemampuan anak secara maksimal. Selain itu sebelum Kursus Membaca di Kumon ini dilaksanakan Tes Penempatan, yang bertujuan untuk menentukan titik pangkal yang tepat untuk anak.


Dari Meja Guru ke Dunia Literasi

Selain program menangani permasalahan siswa yang belum mampu membaca lancar, sekolah juga menyediakan program literasi pagi selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Saya adalah seorang guru yang memiliki hobi menulis di blog maupun sosial media. Dari hobi tersebut saya telah menerbitkan 5 buku solo dan belasan buku antologi. Selain itu saya juga bergabung pada komunitas menulis dan komunitas blogger untuk meningkatkan semangat literasi agar tetap terjaga dan konsisten menulis terutama update postingan di blog. Berangkat dari hobi tersebut saya ingin meningkatkan literasi untuk siswa-siswi saya dan anak-anak dilingkungan sekitar tempat tinggal saya. 

Tindakan nyata dimulai dari satu kata, satu kalimat, dan satu buku

Buku solo karya cikgurita.com

Buku antologi karya cikgurita.com

Bersama Lebih Kreatif, Bersama Lebih Produktif

Sebagai guru Informatika saya berkolaborasi bersama rekan guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan literasi di sekolah. Di sini saya mengajak guru Bahasa Indonesia untuk memberi tugas kepada siswa baik itu dalam bentuk puisi, cerpen, sajak, pantun dan kemudian karya sastra siswa itu dibawa pada saat pembelajaran Informatika. Dalam pembelajaran tersebut saya arahkan siswa untuk membuat blog dan karya-karya mereka di posting kedalam blog. Hasil postingan mereka share pada group WA agar bisa dibaca oleh siswa-siswa lainnya.

Selain itu saya juga mengajak guru dan siswa untuk menulis buku antologi bersama dengan judul Bunga Rampai Inspirasi dalam "Pezona Literasi" Pengembangan Zona Literasi di SMP Negeri 2 Mendoyo. Buku ini merupakan antologi perjalanan kisah hidup guru maupun siswa yang berjuang dan mampu bertahan dalam situasi yang sulit sehingga menginspirasi bagi pembaca. Tujuan dari terbitnya buku ini yaitu dapat menginspirasi pembacanya terkhusus siswa-siswa di sekolah. Benar saja setelah buku terbit, dan siswa membaca di perpustakaan ada siswa yang memberikan komentar “Bu, bukunya bagus, saya jadi tahu tentang perjuangan guru dan saya jadi termotivasi.”

Buku Antologi Guru dan Siswa SMPN 2 Mendoyo

Menyebarkan Semangat Literasi Melalui Donasi Buku Karya Sendiri

Buku karya solo maupun karya antologi yang saya buat saya sumbangkan juga kepada Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Daerah Kab.Jembrana dan Rumah Baca di lingkungan sekitar tempat tinggal. Selain itu, saya juga mengajak rekan-rekan guru yang aktif menulis untuk dapat menyumbangkan karya-karya buku mereka untuk diletakan di  pojok baca kelas , perpustakaan, serta Rumah Baca.

Penyerahan sumbangan buku dari Komunitas Belajar Menulis Nusantara

 
Penyerahan sumbangan buku ke Rumah Baca 

Guru altrius  dalam melawan krisis membaca dan menulis tidak hanya berkorban tenaga, pikiran, waktu akan tetapi juga materi untuk mencetak buku yang disumbangakan kepada perpustakaan maupun pojok baca dengan harapan kemampuan literasi mebaca siswa meningkat. Setelah literasi siswa meningkat harapan berikutnya keterampilan menulis siswa yang perlu diasah  agar dapat meningkat sehingga siswa tidak hanya mampu membaca buku, tetapi juga mampu memahami isi dan berpikir kritis dari bacaan hingga mampu menuangkan ide gagasan mereka dalam bentuk tulisan. Dengan setiap kata yang ditulis dan setiap buku yang dibaca, sesungguhnya kita sedang membangun masa depan yang lebih cerah. 

Mari kita menjadi Pahlawan Literasi dimulai dari rumah sendiri, lingkungan sekitar sekolah, maupun lingkungan sekitar rumah. Dengan kerja sama yang baik, kita bisa mengubah situasi ini. Setiap anak berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mari kita berikan mereka bekal yang cukup agar mereka bisa meraih cita-cita setinggi langit.

Membaca dan menulis adalah dua sisi mata uang yang sama. Melalui membaca, kita memperluas wawasan dan pengetahuan. Sedangkan melalui menulis, kita membagikan ide dan menginspirasi orang lain. Mari bersama-sama menjadi pahlawan literasi yang menginspirasi generasi muda. 

 

Referensi :
  1. https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GNlPJEgN-skor-pisa-indonesia-tak-capai-target-rpjmn-2024
  2. https://id.kumonglobal.com/for-parents/our-programmes/
  3. https://id.kumonglobal.com/anak-prasekolah-mereka-luar-biasa-dan-ini-saat-yang-tepat-untuk-mengembangkan-potensinya/
  4. https://id.kumonglobal.com/for-parents/enrolment-procedure/?utm_source=Website+Article&utm_medium=Article&utm_id=Kumon+Blog+Competition
  5. https://id.kumonglobal.com/pentingnya-pemahaman-literasi-pada-anak/?utm_source=Website+Article&utm_medium=Article&utm_id=Kumon+Blog+Competition
  6. https://id.kumonglobal.com/les-kumon-mulai-usia-berapa/?utm_source=Website+Article&utm_medium=Article&utm_id=Kumon+Blog+Competition
  7. https://id.kumonglobal.com/mengembangkan-keterampilan-motorik-halus-bagaimana-kumon-membantu-memperkuat-keterampilan-tulisan-tangan-anak-anda/



0 comments:

Posting Komentar