Bandara
Soekarna Hatta dengan Sejuta Cerita
Duduk menyendiri di kursi pojok ruang tunggu gate 3 Bandara Soekarno Hatta, sambil menunggu jadwal keberangkatan Cikgu melihat instagram ada produk terbaru yang diposting dari IG asusid Vivobook Pro 14 OLED (M3400). Wow keren Cikgu membatin ASUS gak ada habis idenya untuk mengeluarkan produk terbaru.
“Hadir dengan ditenagai AMD Ryzen™ 5000 H-Series Mobile Processors yang memiliki full powerful performance core untuk multitasking bahkan video editing. Selain powerful, prosesor ini memberikan daya baterai lebih awet sehingga produktivitas harian semakin maksimal. Dilengkapi dengan kartu grafis integrasi AMD Radeon yang memberikan performa gaming yang tanpa lag. Produktivitas harian dimanapun dan kapanpun jadi maksimal dengan performa prosesor dan kartu grafis dari AMD ini.”
“Permisi Mbak, boleh gantian
ngecas?”
Lamunan Cikgu buyar kebetulan
HP cikgu sudah hampir penuh batrenya, Cikgu pun pindah ketempat duduk
sebelahnya sambil mempersilakan penumpang lain yang ingin mengecas.
Cikgu melihat ke arah penumpang yang sedang berada di ruang tunggu, sepintas ada seorang wanita yang mirip dengan kenalan Cikgu semasa kuliah. Cikgu memperhatikannya dengan seksama. Cikgu terkenang dengan Mbak Bintang yang tinggal tidak jauh dari kos Cikgu semasa kuliah dulu di Yogyakarta.
Mbak Bintang How Are You?
Semasa kuliah pada tahun 2005 Cikgu bergabung pada organisasi Ikatan
Muda-Mudi Remaja Masjid. Salah satu kegiatan yang memiliki pengalaman menarik
bagi Cikgu adalah mengadakan pelatihan komputer Microsoft
Office. Pelatihan yang digelar untuk
masyarakat sekitar kos tempat tinggal
Cikgu. Dengan swadaya setiap pelatihan komputer Cikgu dan rekan-rekan mahasiswa
membawa komputer sendiri ke masjid. Tahun 2005 masih menggunakan personal computer masih terpisah antara monitor, keyboard mouse dan
UPS.
Ada 5 komputer yang bisa digunakan pada saat pelaksanaan. Pelatihan dilaksanakan dua kali dalam
seminggu. Pendaftaran pun dibuka tak disangka minat masyarakat sekitar masjid
cukup antusias dan luar biasa. Ada sekitar 15 orang yang mendaftar, sehingga
kami mengadakan pelatihan 3 sesi dalam sekali pertemuan. Di antara peserta yang
mendaftar ada yang menarik perhatian Cikgu, seorang ibu dengan 2 putra namanya
Mbak Bintang
"Mbak saya mau mendaftar pelatihan komputer." sahutnya
"Ya, silahkan Mbak!” Cikgu membalas.
Mbak Bintang mengisi blanko pendaftaran yang Cikgu sodorkan ke
padanya.
“Pelatihannya mulai minggu depan ya, Mbak!” Cikgu menjelaskan
“Oh, inggih.”
Itulah obrolan pertama Cikgu dengan Mbak Bintang, sebelumnya hanya
sekedar bertegur sapa say hallo karena sering bertemu di
jalan.
Foto bersama teman kos yang aktif pada kegiatan Remaja Masjid |
Cikgu sering mendengar desas-desus tentang Mbak Bintang, banyak yang mengatakan bahwa Mbak Bintang memiliki gangguan jiwa. Sering Cikgu diingatkan oleh teman-teman atau warga sekitar agar berhati-hati dengan Mbak Bintang.
Panggilan kepada penumpang Pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID8514 harap memasuki pesawat melalui pintu no 6.
Tetiba
suara informasi penerbangan CIkgu dipindah ke gate 6. Cikgu pun bersegera
menuju ke gate 6 dan memasuki pesawat dengan kursi no 11. Perjalanan Cikgu
cukup panjang diperkirakan tiba di rumah pukul 23 malam.
***
Mimpi ke Oxford Malah ke Harvad University!
Keesokan
hari, bahagia Cikgu sangat bertubi-tubi ibarat mendapat durian runtuh.
Bertepatan dengan hari kelahiran Cikgu mendapatkan berita bahagia Surat
Pengumuman yang datang dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi jika Cikgu lolos mendapatkan beasiswa Microdential CS50-Harvard
University. Padahal Cikgu menghayal ke Oxford dan pernah Cikgu tulis di lomba blog ASUS sebelumnya www.ritapinang.my.id tapi Allah baik banget malah
dikasih kesempatan belajar di Harvard.
Seleksi
yang paling berkesan bagi Cikgu yaitu seleksi wawancara dimana seleksi ini
menggunakan Bahasa Inggris pada saat itu pewawancara bertanya.
“Are you agree, if you are not graduate your course, you have to return the money?”
(Apakah Anda setuju, jika tidak menyelesaikan kursus ini, Anda harus mengembalikan uang beasiswa?)
“Of course, that's my consequence, but if we join a program we have to be serious”
(Ya tentu saja, itu konsekuensi saya, tapi jika kita bergabung dalam sebuah program semestinya kita harus serius.)
Kegiatan
ini akan dilaksanakan selama 6 bulan secara online dan offline, semoga
Cikgu berharap ofline-nya dapat berangkat ke Harvard.
Sudah pasti kegiatan ini tidak lepas dengan laptop kira-kira laptop apa ya yang cocok untuk kegiatan di Harvard University? Cikgu dengar nih produk terbaru ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) memiliki banyak keunggulan. Akhirnya Cikgu pun mengeksplore kelebihan dari ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400).
ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400), Laptop Paling Bertenaga
Gak salah deh produk ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) didukung dengan Prosesor H series yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan prosesor mobile U series. Jika prosesor mobile U series merupakan prosesor ultra low voltage, prosesor H series merupakan prosesor high performance dengan daya yang lebih besar.
Procecor Mumpuni Ryzen 7 5800H yang terpasang di dalamnya merupakan prosesor dengan 8 buah inti (core) yang mampu menjalankan 16 thread sekaligus dengan cache yang besar, yakni 20MB.
Prosesor yang berjalan dengan TDP default di 45 watt ini memiliki kecepatan dasar di 3.2GHz dan dapat ditingkatkan hingga 4.4GHz. Bandingkan dengan Ryzen 7 5800U series yang TDP 15 watt yang kecepatan dasarnya hanya di 1,9GHz. AMD Radeon Graphics yang terintegrasi pada CPU juga punya performa memadai untuk casual gaming.
Laptopnya Tipis dan Ringan
Siapa
sih yang mau bawa berat gendongan ransel apalagi sampai 3-4 kiloan sangat
tidak nyaman sekali untuk pundak belum lagi tambahan barang lainnya. Tapi jangan salah,
produk ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) laptonya tipis dan
ringan banget jadi enteng dibawa kemana-mana.
Layar Terbaik Dengan Teknologi ASUS OLED
Dengan panel ASUS OLED resolusi 2,8K dengan 90Hz refresh rate dan 100% DCI-P3. Rasio aspek 16:10 membuat banyak konten dapat ditampilkan di layar. Seru bangetkan serasa melihat layar lebar aja dengan berbagai kategori.
Color gamut? Kira-kira apa ya maksudnya. Layar ASUS OLED mampu menampilkan kualitas visual terbaik karena tingkat reproduksi warna yang bisa ditentukan. Layar ASUS OLED memiliki color gamut 100% DCI-P3. Artinya, layar ASUS OLED mampu menampilkan semua warna pada ruang warna DCI-P3, dimana cakupan warnanya lebih luas dari sRGB yang hingga saat ini masih dijadikan standar layar laptop. DCI-P3 juga merupakan color gamut yang digunakan oleh industri perfilman karena memiliki cakupan warna yang sangat luas sehingga membuat detail dalam film dapat ditampilkan dengan sangat baik.
Layar
ASUS OLED sudah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display sehingga
tingkat akurasi reproduksi warnanya tidak perlu diragukan lagi. Tidak tanggung-tanggung,
pada tingkat kecerahan hanya 11% pun layar ASUS OLED dapat menampilkan kualitas
visual yang sama seperti pada tingkat kecerahan 100%. ASUS OLED juga telah
dilengkapi dengan teknologi anti-flicker yang dapat membuat mata tidak mudah
lelah, serta telah mengantongi sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk teknologi
anti-flicker dan low blue light.
Semakin
Aktif, Inovatif Unlimited Bersama ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400)
Hadir
dengan AMD Ryzen 5000 series, laptop ini dilengkapi dengan RAM DDR4 hingga
16GB. Untuk memaksimalkan performa saat menjalankan aplikasi Windows 11,
pengguna bisa beralih ke mode Performance yang akan membuat prosesor bekerja
dengan TDP di 45 watt. Peningkatan ini akan membuat laptop bekerja lebih gesit
serta responsif. Sebagai pendukung performa penyimpanan, ASUS menggunakan
storage berbasis M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD berkapasitas 512GB.
Meningkatkan Produktivitas
Selain berprofesi sebagai guru yang
mendapatkan penganugerahan Guru Inspiratif Terbaik Kemendikbud Cikgu juga
menyambi sebagai blogger, youtuber, narasumber, operator, writer dan sedang
kuliah Magister Teknik Informatika PJJ serta akan mengikuti Microdential CS50
Harvard University. Tentu saja padatnya aktivitas Cikgu yang memerlukan laptop
maka ASUS
Vivobook Pro 14 OLED (M3400) bisa mendukung aktivitas pekerja yang super duper
sibuk.
Mengajar Mobile Semakin Asyik & Kreatif
Dengan performa yang mumpuni siswa semakin kreatif karena dapat
mengeksplore sumber belajar kapan saja dan dimana saja sambil berdiskusi santai.
Siapa
nih yang beli barang lihat kualitas dan harga harus miring. Harga di bawah Rp13
juta, Anda akan mendapatkan sebuah laptop dengan performa mumpuni.
Melihat ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) muka pengennya CIkgu jadi semakin bertambah, karena kegiatan Cikgu dalam CS50 Harvard nanti materinya tentang computer science, seperti pemrograman srcratch, html, java, Pemograman C, Phyton dan lainnya.
Saat ini Personal Computer (PC) sudah jarang ditemukan, hampir sebagian besar menggunakan laptop. terlebih merek ASUS yang selalu gak ada matinya mengeluarkan produk terbaru. Saat ini hadir kembali dengan Vivobook Pro 14 OLED (M3400) dengan banyak kelebihan. Yuk kepoin spesifikasi Vivobook Pro 14 OLED (M3400)
Main
Spec. |
Vivobook
Pro 14 OLED (M3400) |
CPU |
AMD
Ryzen™ 7 5800H Mobile Processor (8-core/16-thread, 20MB cache, up to 4.4 GHz max boost) |
Operating
System |
Windows
11 Home |
Memory |
16GB DDR4 |
Storage |
512GB
M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD |
Display |
14-inch,
2.8K (2880 x 1800) 16:10, ASUS OLED, 90Hz 0.2ms, 600nits, DCI-P3 100%, Pantone Validated, VESA HDR True
Black |
Graphics |
AMD Radeon™ Graphics |
Input/Output |
1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x USB 2.0 Type-A, 1x
HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader |
Connectivity |
Wi-Fi
6 (802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth 5 |
Camera |
720p
HD camera with privacy shutter |
Audio |
Smart
Amp Technology, Built-in speaker, Built-in array microphone, harman/kardon
certified audio |
Battery |
50WHrs,
3S1P, 3-cell Li-ion |
Dimension |
31.58
x 22.63 x 1.89 ~ 1.92 cm |
Weight |
1.4
Kg |
Colors |
Solar
Silver |
Price |
Rp12.799.000
|
Warranty |
2
tahun garansi global dan 1 tahun ASUS VIP Perfect Warranty |
***
Suasana di rumah lagi sepi kebetulan suami Cikgu sedang Dinas ke
Lombok dan si Cinta sedang kegiatan ekstra di sekolah, sambil leyeh-leyeh Cikgu
mengingat kembali kisah Mbak Bintang.
Sore itu mbak Bintang datang dengan pakaian yang sangat rapi, tidak
seperti biasanya. Ketika bertemu penampilanya cenderung tidak terurus.
“Permisi...” sahut nya.
“Silahkan Mbak bisa duduk di sini!”
Cikgu mengarahkan ke salah satu komputer.
Semua
peserta sangat antusias selama mengikuti pelatihan. Cikgu ditunjuk sebagai
instruktur sedangkan dua orang teman Cikgu sebagai asisten untuk membantu ketika
ada peserta yang kesulitan. Sejak hari pertama pelatihan Mbak Bintang semakin
sering mengobrol dengan Cikgu bahkan beberapa kali menghampiri kos Cikgu.
“Mbak, saya mau belajar komputer serius, saya ingin menyelesaikan
skripsi.” Mbak Bintang membuka
pembicaraan.
Cikgu terheran ternyata mbak Bintang pernah kuliah.
“Mbak Kuliah dimana?”
Mbak Bintang menyebutkan salah satu Universitas Swasta yang cukup
terkenal di Kota itu.
“Jurusan apa Mbak?” Tanya Cikgu penasaran.
“Teknik Arsitektur,” balas Mbak Bintang.
Cikgu semakin penasaran.
“Saya sudah lama Mbak tidak menyelesaikan skripsi.” Lanjutnya.
“Mbak mulai kuliah tahun berapa?”
Tanya Cikgu penuh selidik.
“Tahun 1989 Mbak .”
Sudah 16 tahun yang lalu, saat itu Cikgu antara percaya dan tidak
percaya.
Tanpa terasa pelatihan sudah berjalan pada pertemuan kelima. Suatu
pagi, Cikgu dikejutkan dengan teman kos, ada yang ingin bertemu dengan Cikgu, ternyata Mbak Bintang yang datang. Mbak Bintang bertamu di kosnya Cikgu dengan
membawa dua buah sirsak. Memang di depan rumah mbak Bintang banyak
ditanami pohon sirsak.
“Mbak, kemarin saya ketemu dosen pembimbing.” Mbak Bintang membuka
pembicaraan nya.
“Saya mau menyelesaikan skripsi saya, dosen menyuruh saya belajar auto cad Mbak. Mbak ajarakan saya ya! “
Cikgu surprise, haru
bercampur bingung, bagaimana mungkin sudah 14 tahun ia belum menyelesaikan
skripsinya, apa dosen pembimbingnya masih melayaninya? Atau sebenarnya sudah di
DO semua pertanyaan menghampiri pikiran Cikgu.
Cikgu berpikir bagaimana cara mengajari Mbak Bintang Auto Cad yang bisa dikatakan cukup
rumit, sedangkan menggunakan mouse saja belum mahir apalagi mengetik.
“Oh, dosennya menyuruh belajar auto cad ya Mbak?” Cikgu menegaskan
pertanyaannya.
“Iya, Mbak, makanya saya ke sini mau belajar Sama Mbak.”
“Iya, Mbak saya usahakan.”
Itulah obrolan Cikgu dengan Mbak Bintang pagi itu.
Sepulangnya Mbak Bintang dari kos, semua teman tersenyum dan penasaran
dengan obrolan Cikgu dengan Mbak Bintang yang dibilang masyarakat “stress”.
Sejak saat itu beberapa kali Mbak Bintang datang ke kos Cikgu, hal itu membuat
teman-teman kos sedikit waspada takut Mbak Bintang berlaku aneh atau menyerang.
Menurut berita yang beredar Mbak Bintang stress karena ditinggal oleh
suaminya . Sewaktu dulu rumah Mbak Bintang adalah
kos-kosan mahasiswa yang berasal dari daerah timur. Salah satunya menikah dengan Mbak
Bintang, dan memiliki anak. Tapi setelah
selesai kuliah sang suami pulang ke kampung halaman dan tidak pernah kembali
lagi.
Cikgu mulai mempersiapkan modul buat Mbak Bintang, belajar dari yang
kecil-kecil aja dulu pikirnya minimal Mbak Bintang lancar menggunakan Ms. Word
dan mahir menggunakan mouse dan keyboard. Keesokan pagi, Cikgu menghampiri
rumah Mbak Bintang untuk memberikan modul. Pertama kalinya Cikgu masuk ke dalam
rumah bertingkat yang sudah tidak terawat. Dari kondisi rumah Mbak Bintang
sepertinya kehidupannya dulu cukup berada tapi keadaan menjadi berubah seperti
yang dilihat saat itu kotor dan kusam.
Andai ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) telah Cikgu miliki pada saat itu pasti akan lebih mudah mengajarkan Mbak Bintang kapan saja dan dimana saja.
“Permisi” Cikgu mengucap salam ketika sampai di depan rumah Mbak Bintang.
“Inggih, monggo Mbak.”
Sambutan dari orang tua mbak Bintang membuat Cikgu terharu bapak dan ibu Mbak
Bintang berulang kali mempersilahkannya masuk dan duduk.
“Monggo Mbak monggo...monggo.”
Tampak dari raut wajah orang tuanya sangat menghargai Cikgu sebagai tamu dan
membuatnya terharu mungkin saja setelah sekian lama rumah mereka sudah tidak
pernah ada tamu yang datang. Bisa jadi salah satunya karena anggapan masyarakat
bahwasanya anaknya stress.
Setelah memberikan modul kepada Mbak Bintang, Cikgu kembali diberi
buah sirsak yang sudah matang. Sewaktu pamit bapak dan ibunya menyampaikan
sepatah kata kepada Cikgu.
“Sering-sering main ke sini ya
Mbak! biar Mbak Bintang ada temannya!”
Tapi itulah terakhir kalinya Cikgu bertemu dengan Mbak Bintang. Cikgu
lupa pastinya, saat itu Cikgu juga sedang mempersiapkan
ujian skripsi hingga lulus, melamar pekerjaan dan pindah. Mbak Bintang sangat
ingin menyelesaikan skripsinya, tapi CIkgu sedikit sangsi saat itu Cikgu
cenderung menganggap Mbak Bintang seperti berhalusinasi. Tapi, Cikgu juga surprise ketika Mbak Bintang mengatakan
dosen pembimbing menyuruhnya untuk belajar auto cad. Cikgu sebenarnya ingin
sekali ikut ketika Mbak Bintang mengatakan jika ia ingin bertemu dengan dosen
pembimbingnya, tapi hati Cikgu lebih percaya dengan kata-kata masyarakat
sekitar jika Mbak Bintang stress.
Hari ini ada sedikit penyesalan dari Cikgu mengapa tidak Cikgu support Mbak Bintang yang ingin
menyelesaikan skripsinya. Keraguan mematahkan semangat Cikgu karena 16 tahun
telah berlalu dengan kondisi Mbak Bintang yang seperti saat itu. Apakah mbak
Bintang bisa belajar dengan ketertinggalannya dengan segala kondisi yang ada
pada dirinya? Harapan Mbak Bintang menjadi sirna karena Cikgu memutuskan untuk
menjauhi Mbak Bintang hingga meninggalkan kota itu tanpa pamit dengannya.
Demikian artikel ini Cikgu tulis semoga netizen sudah tidak ragu lagi mencari laptop untuk aktivitas unlimited. Menulis artikel ini membuat Cikgu kembali termenung mengingat kegiatan 17 tahun lalu, semakin tersentuh hati dengan lantunan lagu Dear Diary.
Aritkel
ini diikut sertakan dalam ASUS Vivobook Pro 14 OLED (M3400) Blog
Writing Competition bersama www.travelerien.com