20 November 2024

,

Ruang Kolaborasi 3.3 Sesi 1 Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

 


Pada diskusi kali ini saya berada di kelompok Wani Pira yang terdiri dari I Gede Darmawan, Gusti Ayu Putu Lusya Indrayani, Ni Putu Pitri Indriyanigraha Parwati, Rita Wati dan I Gede Dharma Putra

Kami nerdiskusi  mengenai program 'Budaya Kita'. Program ini sangat menarik karena menggabungkan kegiatan belajar dengan praktik langsung, yaitu bercocok tanam.  Semua peserta menyetujui menggunakan program dari Pak Gede karena program ini dapat dilaksanakan oleh semua jenjanh dan mengajarkan siswa tentang pentingnya ketahanan pangan. Dengan bercocok tanam, kita bisa menghasilkan makanan sendiri dan mengurangi ketergantungan pada produk impor.

Program "Budaya Kita" merupakan sebuah kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk:

  • Mengembangkan karakter siswa: Menanamkan nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kerja keras, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.
  • Meningkatkan keterampilan: Melatih siswa dalam melakukan budidaya tanaman, mulai dari pemilihan bibit hingga panen.
  • Membuka wawasan: Membekali siswa dengan pengetahuan tentang pertanian dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
  • Menumbuhkan jiwa wirausaha: Membimbing siswa untuk mengelola hasil panen dan mengembangkan potensi bisnis.

Tujuan Utama Program:

  • Memanfaatkan lahan kosong: Mengubah lahan yang tidak terpakai menjadi area produktif.
  • Menciptakan lingkungan belajar yang aktif: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara langsung dan terlibat dalam proses pembelajaran.
  • Meningkatkan minat generasi muda pada sektor pertanian: Menunjukkan bahwa pertanian adalah sektor yang menjanjikan dan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Pelaksanaan Program:

  • Partisipasi aktif siswa: Siswa terlibat dalam semua tahap kegiatan, mulai dari perencanaan hingga panen.
  • Pendampingan guru: Guru berperan sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan kepada siswa.
  • Evaluasi berkala: Program akan dievaluasi secara berkala untuk melihat perkembangan dan keberhasilan.

Manfaat Program:

  • Bagi siswa: Mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, mengembangkan keterampilan hidup, dan meningkatkan rasa percaya diri.
  • Bagi sekolah: Menciptakan lingkungan sekolah yang hijau dan asri, serta meningkatkan reputasi sekolah.
  • Bagi masyarakat: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan.

 

Dari diskusi kelompok Wani Pira, dapat disimpulkan bahwa program "Budaya Kita" memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan karakter siswa dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian. Namun, untuk mencapai keberhasilan, diperlukan perencanaan yang matang, kerjasama yang baik, dan evaluasi yang berkelanjutan.

Continue reading Ruang Kolaborasi 3.3 Sesi 1 Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid
,

Ruang Kolaborasi Modul 3.3 Sesi 2 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

 


Ko-Kurikuler, merupakan program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai penguatan atau pendalaman kegiatan intrakurikuler (meliputi kegiatan pengayaan, pembimbingan seni dan budaya, atau pembentukan karakter).

Sesuai dengan tema, "BUDAYA KITA" merupakan sebuah program penguatan keterampilan dan karakter murid.

Target Jenjang Kelas SD, SMP & SMA/SMK

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG AKAN DIBANGUN

Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya

Kegiatan “Budaya Kita” (Kegiatan Budidaya Kreasi Tanaman Siswa) dirancang untuk mendorong keterlibatan aktif siswa dalam mengasah keterampilan mereka dengan memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat untuk budidaya tanaman buah, sayur ataupun hias.

2. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, golongan.

Kegiatan “Budaya Kita” (Kegiatan Budidaya Kreasi Tanaman Siswa) mendorong murid untuk mampu membuka wawasan, mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis sehingga dapat bermanfaat dan bermakna bagi kehidupannya.

3. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

Kegiatan “Budaya Kita” (Kegiatan Budidaya Kreasi Tanaman Siswa) dipilih langsung oleh siswa sehingga kegiatan ini terasa relevan dan bermakna bagi mereka, selain itu program ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha yang penuh semangat, pantang menyerah, tanggung jawab terutama dalam merawat tanaman hingga bisa dipanen.

3. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

Kegiatan “Budaya Kita” (Kegiatan Budidaya Kreasi Tanaman Siswa) dipilih langsung oleh siswa sehingga kegiatan ini terasa relevan dan bermakna bagi mereka, selain itu program ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha yang penuh semangat, pantang menyerah, tanggung jawab terutama dalam merawat tanaman hingga bisa dipanen.

PROGRAM APA YANG DIRENCANAKAN ?

"BUDAYA KITA" merupakan sebuah kegiatan budidaya kreasi tanaman siswa yang dilakukan untuk mengasah keterampilan dan karakter murid. Tanaman yang dibudidayakan berupa tanaman buah, sayur ataupun hias.

Pengenalan edukasi pertanian yang diterapkan sejak dini sangat penting untuk menanamkan peduli lingkungan anak terhadap lingkungan di sekitarnya. Budidaya tanaman merupakan pemanfaatan sumber daya alam yang terdapat di sekitar melalui berbagai macam kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan modal, serta alat maupun sumber daya lainnya.

PROGRAM APA YANG DIRENCANAKAN ?

Budaya kita merupakan kegiatan ko-kurikuler yang bertujuan:

Murid memiliki keterampilan dalam melakukan budidaya baik itu tanaman hias, buah ataupun sayuran. Mengembangkan karakter disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, peduli lingkungan dan tanggung jawab, Meningkatkan minat generasi muda akan sektor pertanian, Menumbuhkan wirausaha pemula, Membudidayakan tanaman bisa menciptakan lingkungan yang asri dan sejuk.

BAGAIMANA PROGRAM INI AKAN DIJALANKAN ?

Adanya lahan kosong yang bisa dimanfaatkan, Tujuannya untuk mewujudkan kemandirian siswa, Diputuskan untuk membuat program "Budaya Kita" berdasarkan hasil rapat dengan semua pihak yang terlibat termasuk dengan para siswa serta mempertimbangkan suara, pilihan dan kepemilikan, Kegiatan ini akan dilaksanakan sebulan sekali (untuk kegiatan penanaman), setiap hari jumat atau jam-jam lain yang telah disetujui murid dan guru, Perawatan tanaman dilakukan setiap hari, dan merupakan kegiatan terjadwal yang telah disepakati, Siswa dapat memanen dan memasarkan hasil tanaman kreasi mereka untuk mengembangkan potensi kewirausahaan dan kemandirian dalam dirinya, Guru melakukan pendampingan dan monitoring kegiatan.

MENGAPA PROGRAM INI DIPILIH ?

Berdasarkan data 10 tahunan dari BPS, pada 2011, tercatat ada 29,18% pemuda yang bekerja di sektor ini. Angkanya merosot menjadi sebesar 19,18% pada 2021, hal tersebut berbanding terbalik dengan julukan negara kita yaitu agraris. Sektor pertanian memiliki pengaruh dan potensi besar terhadap perekonomian. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perubahan sebesar 2,07% akibat covid, sedangkan sektor pertanian justru tumbuh di kisaran 1,75%. Beberapa artikel memberitakan keuntungan dan potensi yang diraup milenial dari bidang budidaya tanaman (kompas.com; finance.detik.com) Mengoptimalkan lahan kosong untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan swasembada pangan.

MENGAPA PROGRAM INI DIPILIH ?

Budaya kita dilaksanakan sebagai sarana untuk mengelola potensi sumber daya alam yang ada di sekitar siswa, Murid mampu mengembangkan keterampilan dalam budidaya baik tanaman hias, buah maupun sayur. Mewujudkan semangat pantang menyerah, tanggung jawab, kreatif peduli lingkungan, dll, Memperindah halaman sekolah dengan budi daya, Mengembangkan jiwa wirausaha.

 

 

 

Continue reading Ruang Kolaborasi Modul 3.3 Sesi 2 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID
,

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

 



Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP dapat mengembangkan ide dari ruang kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen perubahan BAGJA.

Dasar Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya

Komponen Profil Pelajar Pancasila yang Dikembangkan

Mandiri Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid mendorong murid untuk mengambil kontrol dan bertanggungjawab pada proses pembelajarannya sendiri

Kreatif Menumbuhkembangkan kepemimpinan murid untuk menghasilkan karya dan kreatifitas dalam mengembangkan talenta yang dimiliki

Bergotong Royong Menumbuhkan kepemimpinan murid dalam berkolaborasi, terlibat dan berinteraksi kepada teman sekelas, warga sekolah maupun masyarat

Karakteristik lingkungan yang mendukung tumbuhkembangnya kepemimpinan murid yang dapat dibangun melalui program/kegiatan ini.

Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses pembelajaran Lingkungan yang mengembangkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempatan dan kesulitan

Prakarsa Perubahan

Meningkatkan keterampilan murid dalam penguasaan IT dan Literasi melalui Program MEDITASI (Melukis Digital dan Literasi)

PROGRAM MEDITASI Melukis Digital dan Literasi

Program Meditasi(Melukis Digital dan Literasi) adalah kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk melatih keterampilan dan mengembangkan kreativitas dan minat bakat siswa dalam melukis digital dan literasi Program ini dilatar belakangi karena intensitas murid dengan gawai yang begitu tinggi dan rendahnya minat membaca murid Rapor pendidikan tahun 2024 pada sub indikator literasi dan kualitas pembelajaran di sekolah menurun Jenjang kelas yang menjadi target kelas 7,8 dan 9

Gambaran Umum Program MEDITASI

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali pada hari Jumat siang setelah murid pulang sekolah

Terdapat pembina dan pelatih dalam Kegiatan MEDITASI yang akan mendampingi siswa saat kegiatan berlangsung

Murid akan diberi pemahaman tentang literasi dan melukis digital dan secara berkala diberi tugas proyek dan dipantau melalui jurnal dan link padlet

 

 

 

 

Continue reading Demonstrasi Kontekstual Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

19 November 2024

,

Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

 


PEMIMPIN DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA

Identifikasi Aset Utama SMP Negeri 2 Mendoyo

Tujuan Pembelajaran Khusus

CGP mengidentifikasi secara kolaboratif bersama warga sekolah lainnya tentang aset/kekuatan/sumber daya yang dimiliki sekolah.

Diskusi identifikasi aset sekolah bersama kepala sekolah, rekan guru, dan komite sekolah

aset utama smp negeri 2 mendoyo berdasarkan hasil diskusi dengan kepala sekolah dan rekan guru

Modal Manusia

Guru: Terdapat 37 guru memiliki sertifikat pendidik sehingga lebih kompeten dalam memberikan pelayanan yang berpihak pada murid. Terdapat 46 ASN dari total 47 guru, sehingga kualitas pembelajaran semakin meningkat. Terdapat 1 GP dan 7 CGP yang dapat mendukung kemajuan sekolah.

Komite Sekolah: TKomite ikut bersinergi dalam membantu terealisasinya segala program sekolah dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada muridnya.

Siswa Terdapat 837 siswa yang memili minat dan bakat berbeda

Pengawas: Pengawas sekolah rutin melaksanakan pembinaan kepada kepala sekolah dan guru-guru di sekolah kami guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan majerial sekolah.

Modal Sosiial

Tata Tertib: Tata tertib digunakan sebagai acuan oleh seluruh murid mematuhi segala peratiran yang telah ditetapkan di sekolah.

MGMP Sekolah: Kegiatan MGMP rutin masing-masing mata pelajaran sebagai wadah guna saling berbagi praktik baik dalam meningkatkan keterampilan guru dalam mengajar.

Komunitas Belajar SMP Negeri 2 Mendoyo (KOMANDO): Sebagai wadah berbagi pengalaman dan strategi pembelajaran antar mata pelajaran di SMP Negeri 2 Mendoyo

Modal Fisik

Ruang Kelas: tempat murid belajar Laboratorium IPA: tempat kegiatan praktikum Laboratorium Komputer: tempat kegiatan praktikum TIK, tempat input data pendaftaran online PPDB, tempat ujian asesmen nasional. Perpustakaan: sarana murid belajar mandiri. Toilet: tempat untuk BAK, BAB atau ruang ganti baju setelah pelajaran olahraga. Kantin: tempat jajan murid saat jam istirahat. Stage Terbuka: tempat untuk siswa mengekspresikan berbagai bakat seni yang dimiliki Ruang Pertemuan: tempat melaksanakan rapat dewan guru.

Modal Lingkungan Alam

Dekat dengan pusat pemerintahan, stadion olahraga, persawahan, perkebunan, pantai, dan pasar: dapat digunakan sebagai sarana dan media pembelajaran kontekstual Akses jalan yang bagus dan memadai: mempermudah akses keberbagai tempat Udara sejuk dan rindang: menjadikan proses pembelajaran lebih nyaman

Modal Finansial

Dana BOS: Sumber utama keuangan sekolah untuk mendukung segala operasional sekolah.

Kantin Sekolah: Dana kantin digunakan untuk menbiayai segala s=kegiatan sekolah yang tidak tercover melalui dana BOS

Koperasi Sekolah: Membantu guru dalam hal finasial Melakukan proses jual beli perlengkapan ATK sekolah.

Sumbangan Komite: Dana sumbangan komite dipegunakan untuk memperbaiki dan mendukung program sekolah yang belum dapat dianggarkan dalam dana BOS.

Modal Politik

Kerjasama dengan pihak Puskesmas: Kerjasama dilakukan guna memberikan pelayanan dan edukasi kesehatan kepada seluruh warga sekolah.

Kerjasama dengan pihak TNI/Polri: Kerjasama dilakukan guna memberikan sosalisasi tentang ketertiban berlalu litas, dan bahaya narkoba.

Kerjasama dengan DinasPPPA-PPKB : Kerjasama dilakukan guna memberikan pengarahan kepada murid tentang gerakan anti bullying..

Kerjasama dengan Dinas LH (Lingkungan Hidup) : Kerjasama dalam membersihkan lingkungan sekolah dengan mengambil seluruh sampah tiap minggunya.

Kerjasama dengan Yayasan Bukit Harapan : Kerjasama dengan donatur dari pihak luar guna membantu murid-murid yang kurang mampu. Bantuan yang diberikan berupa sandang dan pangan yang tentunya dapat menunjang semangat belajar murid.

Modal Agama dan Budaya

Peringatan Hari-Hari Besar Keagamaan: Menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa

Budaya 5S: Menumbuhkan rasa hormat san santun kepada sesama.

Mengadakan Pasraman: sebagai wujud menguatkan karakter murid melalui kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pelestarian Bahasa Bali: Nyurat aksara bali, ngripta cerpen lan puisi, mapidarta lan masatua

 


 

 

 

Continue reading Aksi Nyata Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
,

Koneksi Antar Materi - Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya



Tujuan Pembelajaran

CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul-modul yang didapatkan sebelumnya.

1.Buatlah kesimpulan tentang ара yang dimaksud dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

1.Kesimpulan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya merujuk pada peran seorang pemimpin di lingkungan pendidikan yang tidak hanya fokus pada proses pembelajaran, tetapi juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya yang ada untuk mendukung pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Pemimpin pembelajaran ini memiliki kemampuan untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya manusia, material, dan finansial dengan cara yang strategis dan efisien, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Pemimpin pembelajaran juga berperan dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan memanfaatkan potensi serta aset yang ada dalam komunitas sekolah dan masyarakat sekitar untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

2. Cara Mengimplementasikannya

Implementasi di dalam Kelas Guru memanfaatkan teknologi seperti tablet dan proyektor untuk pembelajaran interaktif, meningkatkan keterampilan digital murid melalui proyek berbasis aplikasi pendidikan. Optimalisasi Sumber Daya Kelas: Mengatur ruang kelas agar mendukung pembelajaran kolaboratif, menyediakan bahan ajar yang relevan, dan menggunakan teknologi untuk memperkaya pembelajaran. Pemberdayaan Siswa: Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan terkait sumber daya kelas untuk meningkatkan tanggung jawab dan keterlibatan mereka.

Implementasi di Sekolah Pengembangan Profesional Guru: Menyediakan pelatihan dan sumber daya untuk meningkatkan keterampilan guru, terutama dalam inovasi pembelajaran dan penggunaan teknologi. Kolaborasi Antar Guru: Mendorong berbagi sumber daya dan praktik terbaik antar guru untuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Pengelolaan Fasilitas Sekolah: Memastikan penggunaan maksimal fasilitas sekolah, seperti perpustakaan dan laboratorium untuk mendukung pembelajaran. Perpustakaan dikelola sebagai pusat sumber belajar, dengan memperbarui koleksi dan menyediakan ruang untuk kegiatan literasi seperti klub membaca dan diskusi.

Implementasi di Masyarakat Sekitar Sekolah Pemberdayaan Komunitas: Bekerja sama dengan masyarakat untuk mengembangkan potensi lokal sebagai sumber belajar. Contohnya, dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan perpustakaan, murid dapat lebih mudah mengakses informasi dan belajar secara mandiri, yang akan meningkatkan hasil belajar mereka. Kolaborasi dengan Industri Lokal: Memanfaatkan pengetahuan dan teknologi dari industri setempat, seperti pabrik tapioka, untuk memperkaya pembelajaran. Program Pengabdian Masyarakat: Melibatkan siswa dan guru dalam proyek sosial yang mendukung pengelolaan sumber daya alam dan sosial di sekitar sekolah.

Implementasi di Masyarakat Sekitar Sekolah Pemberdayaan Komunitas: Bekerja sama dengan masyarakat untuk mengembangkan potensi lokal sebagai sumber belajar. Contohnya, dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi dan perpustakaan, murid dapat lebih mudah mengakses informasi dan belajar secara mandiri, yang akan meningkatkan hasil belajar mereka. Kolaborasi dengan Industri Lokal: Memanfaatkan pengetahuan dan teknologi dari industri setempat, seperti pabrik tapioka, untuk memperkaya pembelajaran. Program Pengabdian Masyarakat: Melibatkan siswa dan guru dalam proyek sosial yang mendukung pengelolaan sumber daya alam dan sosial di sekitar sekolah.

2. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Dengan kerja sama/kolaborasi antar warga sekolah pemnfaatan 7aset yang dimiliki sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik aset yang hidup maupun tidak hidup. Sebagai pemimpin pembelajaran kita juga harus dapat memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah untuk menunjang pembelajaran, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, dan murid dapat mengembangkan bakat yang dimiliki. Misalnya pemanfaatan sarana internet sekolah sebagai penunjangpembelajaran, Kerjasama dengan pihak/ dinas terkait misalnya PUSKESMAS, Polsek, Kecamatan terkait hal-hal yang berkaitan dengan murid Kerjasama dengan 'Alumni dan sebagainya.

 

PEMANFAATAN 7 ASET SEKOLAH

1. Modal Manusia Kepala sekolah dan guru yang menjalankan nilai dan perannya sebagai pemimpin serta memaksimalkan pengetahuan dan keterampilannya dalam mengajar akan membuat pembelajaran menjadi lebih berkualitas sehingga meningkatkan prestasi belajar murid. 2. Modal Fisik Sarana dan prasarana serta seluruh ruangan di sekolah jika dikelola dengan baik akan menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat. 3. Modal Sosial Norma dan aturan yang jelas, seperti tata tertib atau keyakinan sekolah dibuat agar murid memiliki kesadaran diri akan pentingnya disiplin positif sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang kondusif, aman, dan nyaman

4. Modal Lingkungan

Lingkungan yang ada di sekitar sekolah dapat menjadi salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran yang kreatif

5. Modal Politik

Kebijakan kepala sekolah dapat meningkatkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Kerjasama sekolah dan dinas pendidikan, seperti mengadakan pelatihan/workshop dapat meningkatkan kualitas pengajaran yang dilakukan guru.

6. Modal Finansial

Pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk keperluan operasional sekolah dapat menunjang proses pembelajaran yang lebih berkualitas

7. Modal Agama dan Budaya

Kegiatan pembiasaan di sekolah (berdoa, sholat berjamaah, gotong royong, dll) dapat mengubah perilaku murid lebih berakhlak sehingga mempermudah dalam pemberian materi pembelajaran.

3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

 

 

FILOSOFI KHD

Seorang pemimpin harus dapatmengelola asetsekolah agar dapat dimanfaatkan secaramaksimal untukmeningkatkan belajar siswa sesuaikodrat alam dan kodrat zamanya untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan setinggi-tingginya

NILAI-NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

melalui nilai-nilai dan peran guru penggerak harusmampu memanfaatkan 7 asetsekolah demi meningkatkan kebutuhan belajar murid

VISI GURU PENGGERAK

Kolaborasi dengansemua warga sekolah untuk mewujudkan prakarsa perubahan dengan memanfaatkan asetsekolah yang ada untuk meningkatkan belajar murid

BUDAYA POSITIF

Menerapkan budayapositif di sekolah dengan memanfaatkan asetsekolah secaramaksimal

PEMBELAJARAN DIFERENSIASI DAN KSE

Untuk memenuhi kebutuhan murid yang beraneka ragam seorang pemimpin pembelajaran dapatmemanfaatkan asetsekolah secaramaksimal

COACHING SUPERVISI AKADEMIK

Menggunakan proses caoaching pada saat supervisi akademik dengan memanfaatkan asetsekolah

4. Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

SEBELUM SAYA MEMPELAJARI MODUL INI

Dalam melakukan kegiatan disekolah selama ini baik pada kegiatan pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lain masih memandang kekurangan/keterbatasan baik sarana prasarana maupun pendanaan yang ada sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan secara maksima bahkan kadang tidak terlaksana

SETELAH SAYA MEMPELAJARI MODUL INI

 Setelah saya mempelajari modul 3.2 ini saya menjadi faham dan mampu menemukan aset yang dimiliki sekolah untuk dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik demi memenuhi kebutuhan belajar murid.

 

.

 

Continue reading Koneksi Antar Materi - Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
,

Aksi Nyata Modul 2,3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

 


Aksi Nyata 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik ini saya laksanakan pada tanggal 15 Oktober 2024 dengan rekan sejawat saya Ibu Tuti Suryawati,S.Pd yang mengampu Mata Pelajaran IPS kelas IXA. Dalam kegiatan observasi ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu:

Pra Observasi

Pada tahapan Pra observasi ini saya selaku Supervisor dan rekan saya guru yang akan diobservasi ini mealkaukan percakapan Pra Observasi untuk mengetahui tujuan pembelajaran, area pengembangan dan strategi yang akan dilaksanakan oleh guru. Kegiatan ini berlangsung sekitar 10-15 menit dan dilanjutkan pada tahapan berikutnya yaitu

Observasi Pembelajaran di Kelas

Pada tahap ini saya melakukan observasi di dalam kelas IXA dan mengamati area pengembangan yang dilakukan oleh rekan guru pada aspek dan strategi pengembangan

Pasca Observasi

Pada tahap akhir ini saya melakukan percakapan Pasca Observasi memberikan refleksi umban balik konstruktif dan rencana tindak lanjut.




 

Continue reading Aksi Nyata Modul 2,3 Coaching Untuk Supervisi Akademik

15 November 2024

,

Elaborasi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid.

 


Hari ini kami CGP Angkatan 11 Kab.Jembrana melaksanakan elaborasi modul terakhir yaitu 3.3 dengan instruktur Bpk. I GUSTI NGURAH BAGUS ARYOTEJO mengenai Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid.

Berikut ini Kesimpulan yang dapat saya rangkum pada kegiatan elaborasi modul 33

Bayangkan kelas Anda seperti sebuah kapal besar. Selama ini, mungkin kita sebagai guru yang selalu menjadi kaptennya, menentukan arah dan tujuan pelayaran. Tapi, bagaimana jika kita mengajak para siswa untuk ikut memegang kemudi?

Dengan konsep student agency, kita mengajak siswa untuk menjadi kapten kapal belajar mereka sendiri. Ini bukan berarti kita lepas tangan, tapi lebih kepada memberikan mereka kompas dan peta, lalu membimbing mereka dalam menentukan arah yang ingin dituju.

Mengapa ini penting?

  • Motivasi meningkat: Ketika siswa merasa memiliki kendali atas pembelajarannya, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar.
  • Keterampilan abad 21: Konsep ini membantu siswa mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas.
  • Pembelajaran yang bermakna: Siswa akan lebih menghargai apa yang mereka pelajari jika mereka sendiri yang memilih topik dan menentukan cara belajar.
  • Persiapan untuk masa depan: Dengan memberikan siswa kesempatan untuk memimpin pembelajarannya, kita sedang mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks dan menuntut.

Bagaimana caranya?

  • Berikan pilihan: Izinkan siswa memilih topik yang ingin mereka pelajari, metode pembelajaran yang mereka sukai, atau proyek yang ingin mereka kerjakan.
  • Fostering collaboration: Dorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan berbagi ide.
  • Memberikan umpan balik yang konstruktif: Bantu siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan menetapkan tujuan yang lebih tinggi.
  • Jadilah fasilitator: Alih-alih menjadi pusat perhatian, guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mendukung siswa.

Contoh dalam Praktik:

  • Proyek berbasis masalah: Siswa memilih masalah yang ingin mereka pecahkan, lalu merancang dan melaksanakan proyek untuk menemukan solusinya.
  • Pembelajaran berbasis minat: Siswa dapat memilih topik yang mereka minati untuk dipelajari secara mendalam.
  • Rotasi pusat pembelajaran: Siswa dapat berpindah-pindah ke berbagai pusat pembelajaran yang berbeda, sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Dengan memberdayakan siswa, kita tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang lebih menyenangkan, tetapi juga mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan.

 

Continue reading Elaborasi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid.

14 November 2024

,

Eksplorasi Konsep - Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid



Refleksi

Setelah membaca beberapa situasi yang dideskripsikan di atas, lakukan refleksi dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
  2. Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba mempertimbangkan ‘suara’; ‘pilihan’; dan ‘kepemilikan’ murid untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid.  Jelaskan jawaban Ibu/Bapak.
  3. Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!

Situasi 1: Program Kebun Cahaya di TK

  • Jenis Kegiatan: Intrakurikuler (diintegrasikan dalam pembelajaran sehari-hari)
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Guru memberikan ruang bagi murid untuk menyampaikan ide, memilih jenis tanaman, dan bertanggung jawab dalam merawat kebun. Murid merasa memiliki kebun tersebut karena ide awalnya berasal dari mereka.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Mandiri: Murid belajar bertanggung jawab atas tugas dan keputusan mereka.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam merawat kebun dan saling membantu.
    • Berkebhinekaan Global: Murid belajar menghargai keberagaman ide dan bekerja sama dengan teman yang berbeda.

Situasi 2: Merancang Layout Kelas di SD

  • Jenis Kegiatan: Intrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kebebasan untuk merancang layout kelas sesuai dengan keinginan mereka. Meskipun awalnya guru merasa kurang setuju, namun guru tetap menghormati pilihan murid dan memberikan kesempatan untuk mengevaluasi sendiri pilihan mereka.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Kreatif: Murid bebas berkreasi dalam merancang layout kelas.
    • Bernalar Kritis: Murid belajar mengevaluasi hasil kerja mereka dan memberikan solusi atas masalah yang muncul.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam memutuskan layout kelas yang terbaik.

Situasi 3: Studi Wisata di SMP

  • Jenis Kegiatan: Ekstrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid dilibatkan dalam seluruh proses perencanaan studi wisata, mulai dari pemilihan destinasi hingga perencanaan kegiatan. Murid merasa memiliki kegiatan ini karena ide-ide mereka didengarkan dan dihargai.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Bergotong Royong: Murid bekerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan studi wisata.
    • Mandiri: Murid belajar bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.
    • Bernalar Kritis: Murid belajar menganalisis berbagai pilihan dan mengambil keputusan yang rasional.

Situasi 4: Ekstrakurikuler Daring di SMA

  • Jenis Kegiatan: Ekstrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kesempatan untuk mengusulkan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin mereka lakukan. Murid juga diberikan kesempatan untuk menjadi pengajar bagi teman-temannya.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Kreatif: Murid mampu menciptakan ide-ide baru untuk kegiatan ekstrakurikuler.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam mengorganisir kegiatan ekstrakurikuler.
    • Mandiri: Murid berani mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas tugasnya.

Situasi 5: Proyek Pakan Ternak Organik di SMK

  • Jenis Kegiatan: Intrakurikuler (Proyek pembelajaran)
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kebebasan untuk memilih topik proyek, melakukan penelitian, dan menemukan solusi atas permasalahan yang ada.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Bernalar Kritis: Murid menggunakan pemikiran kritis untuk menganalisis masalah dan mencari solusi.
    • Kreatif: Murid mampu menciptakan produk baru yang inovatif.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam menyelesaikan proyek.

Situasi 6: Program ITS di SMK

  • Jenis Kegiatan: Ekstrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kesempatan untuk mengusulkan program ekstrakurikuler, merencanakan kegiatan, dan mengelola program tersebut.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Mandiri: Murid mampu mengelola program secara mandiri.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam menjalankan program.
    • Kreatif: Murid mampu mengembangkan ide-ide baru untuk program tersebut.

Kesimpulan Umum

Dalam semua situasi di atas, guru berperan penting dalam memfasilitasi tumbuhnya kepemimpinan murid dengan cara:

  • Memberikan ruang untuk berpendapat: Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan ide dan pendapat mereka.
  • Memberikan pilihan: Guru memberikan beberapa pilihan kepada murid sehingga murid merasa memiliki bagian dalam pengambilan keputusan.
  • Memberikan tanggung jawab: Guru memberikan tanggung jawab kepada murid untuk melaksanakan tugas yang telah mereka pilih.
  • Memberikan dukungan: Guru memberikan dukungan dan bimbingan kepada murid dalam proses belajar dan berkembang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan pembelajaran yang melibatkan murid secara aktif, sekolah dapat mengembangkan profil pelajar Pancasila yang holistik dan komprehensif.

Pentingnya Melibatkan Murid

Melibatkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan motivasi belajar: Murid akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka merasa terlibat dan memiliki bagian dalam proses pembelajaran.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Murid akan terlatih untuk berpikir kritis dalam menganalisis masalah dan mencari solusi.
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi: Murid akan terlatih untuk berkomunikasi secara efektif dengan teman sebaya dan guru.
  • Meningkatkan rasa percaya diri: Murid akan merasa lebih percaya diri jika mereka berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan.

Implikasi bagi Praktik Pendidikan

Guru perlu terus berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh kembangnya kepemimpinan murid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

  • Merancang pembelajaran yang berpusat pada murid: Guru perlu merancang pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari murid.
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk bereksplorasi: Guru perlu memberikan ruang bagi murid untuk mencoba hal-hal baru dan mengembangkan minat dan bakat mereka.
  • Menciptakan suasana kelas yang kolaboratif: Guru perlu menciptakan suasana kelas yang terbuka dan saling menghormati sehingga murid merasa nyaman untuk berbagi ide dan bekerja sama dengan teman sebaya.
  • Menjadi fasilitator pembelajaran: Guru perlu beralih dari peran sebagai penyampai informasi menjadi fasilitator pembelajaran yang membantu murid dalam membangun pengetahuan dan keterampilan mereka.

Dengan demikian, sekolah dapat mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

 

Continue reading Eksplorasi Konsep - Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid