Salam Guru Penggerak
Halo Bapak/ibu guru hebat perkenalkanlah saya Rita Wati Calon Guru Penggerak Angkatan 11 tempat tugas di SMP Negeri 2 Mendoyo Kab.Jembrana. Provinsi Bali. Pada kesempatan ini
saya akan mencerita refleksi tentang kegiatan pembelajaran Daring yang telah dilakukan pada Modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future). Model ini diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan).
Dalam pendidikan guru, jurnal refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Menuliskan jurnal refleksi secara rutin akan memberikan ruang bagi seorang praktisi untuk mengambil jeda dan merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga ia dapat memikirkan langkah berikutnya untuk meningkatkan praktik yang sudah berlangsung (Driscoll & Teh, 2001). Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018), sehingga Anda dapat semakin mengenali diri sendiri.
Seperti apakah refleksi yang bermakna itu?
- Kegiatan berefleksi dapat diibaratkan seperti bercermin di air. Pantulan baru dapat terlihat jelas jika permukaan air tenang dan jernih. Ketika kondisi hati masih berkecamuk, sebaiknya kita menunggu dan mengendapkan pengalaman agar dapat berefleksi dengan mendalam.
- Refleksi perlu beranjak dari sekadar menuliskan kembali materi/pengetahuan yang sudah didapat. Lebih dari itu, materi tersebut perlu dikaitkan dengan proses yang terjadi dalam diri. Misalnya, apa yang membuat materi tersebut membekas di pikiran saya? Apa peristiwa dalam hidup saya yang berhubungan dengannya? Apa kaitan materi ini dengan diri saya sebagai seorang penggerak? Bagaimana saya akan menggunakan materi ini untuk murid saya?
- Refleksi adalah momen untuk berdialog dengan diri sendiri dalam memaknai peristiwa. Karena itu, ceritakanlah pengalaman dan pemikiran yang ANDA sendiri alami. Bukan apa yang dialami, dipikirkan, atau dikatakan oleh orang lain.
- Refleksi bermakna adalah refleksi yang jujur dan mendalam. Tidak hanya pengalaman dan pemikiran positif yang bisa ditulis. Kuncinya, sertakan emosi dalam menuliskan refleksi. Roda emosi Plutchik pada di bawah ini memberikan gambaran betapa kayanya perasaan yang manusia rasakan.
Berikut ini jurnal refleksi lengkap saya
Facts (Peristiwa)
Pembukaan Pendidikan Guru
Penggerak (PGP) Angkatan 11 resmi dilaksanakan pada 13 Juni 2024. Acara ini
diadakan secara virtual melalui Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube
Ditjen GTK Kemdikbudristek. Pembukaan ini menandai dimulainya perjalanan baru
bagi 32.279 calon guru penggerak dari seluruh Indonesia.
Tujuan dari program ini adalah
untuk menghasilkan pemimpin pembelajaran yang mampu menggerakkan ekosistem
pendidikan dan menerapkan prinsip Merdeka Belajar. Para guru penggerak
diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif di lingkungan
pendidikan mereka masing-masing
Saya mengikuti pembukaan ini
melalui chanel youtube, setelah dibuka secara resmi kami CGP Angkatan 11 untuk
wilayah Bali mengikuti zoom meet Bersama BGP Bali. Sehari sebelum dibuka secara
resmi kami CGP mengikuti zoom meet pada tanggal 12 yang diselenggarakan oleh
BGP Bali untuk menjelaskan secara teknis mengenai LMS yang akan digunakan CGP selama mengikuti Program Guru Penggerak.
Tanggal 16 Juni 2024 Lokakarya
Orientasi dimulai. Pada lokakarrya ini seluruh peserta CGP dan Kepala Sekolah
diundang dalam rangka pembukaan dan orientasi yang dilaksankan secara tatap
muka di SMP Negeri 1 Negara. Dalan kegiatan lokakarya ini Kepala Sekolah diberi
kesempatan untuk mengikuti kelas orientasi mendampingi CGP nya masing-masing.
Lokakarya orientasi ini memiliki
sejumlah manfaat penting, terutama bagi kami yang baru mengikuti Pendidikan
Guru Penggerak (PGP). Dua manfaat yang dapat saya simpulkan dalam kegiatan
lokakarya ini yaitu:
1. Pemahaman
mendalam tentang PGP baik itu visi misi dari PGP dan memberikan Gambaran apa
saja yang akan dilakukan CGP selama mengikuti Pendidikan
2. Meningkatkan
pengetahuan tentang metode pembelajaran inovatif, kepemimpinan pendidikan, dan
teknik manajemen kelas.
Selesai mengikuti lokakarya
orientasi kita memulai kegiatan di LMS dengan mengupload Pakta Integritas dan
melakukan pre test. Kemudian pada tanggal 19 kegiatan di mengerjakan tugas Modul 1.1. Refleksi Filosofis
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara yang terdiri dari mulai dari diri
sendiri , Forum diskusi, Ruang Kolaborasi, Demosntrasi Kontekstual, Elaborasi
Pemahaman, Koneksi Antar Materi dan Aksi Nyata diakhiri dengan penutup.
Feeling (Perasaan)
Awal mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini saya merasa
ragu melihat jadwal yang sangat padat dan tugas yang bertaburan membuat saya
underestimate terhadap kegiatan PGP ini apakah bisa di lalui, Ditambah tugas
tambahan saya sebagai Operator Sekolah dan menjadi Pengurus Organisasi
Kemasyarakatan membuat saya seamkin ragu. Akan tetapi setelah dua minggu
mengikuti beberapa kegiatan Pendidikan Guru Penggerak, semua diluar prediksi yang saya pikirkan
kegiatan cukup menyenangkan, karena di pandu dengan Fasilitator yang sangat
luar biasa membimbing dan menyemangati serta rekan-rekan PGP yang saling take
and give, saling support antara satu dengan lainnya.
Findings (Pembelajaran)
Dari Pembelajaran Modul 1.1 tentang
Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara dari Program Guru Penggerak ini memberikan pembelajaran penting yang dapat saya terapkan dalam pembelajaran. Tiga
filosopi Ki Hajar Dewantara akan saya implementasikan secara optimal. Filosipi
pertama Ing Ngarsa Sung Tuladha: Di depan, seorang pendidik
harus memberi teladan. Saya akan berupaya memberi teladan yang baik bagi siswa
saya dengan memberi teladan dalam disiplin waktu, tidak melanggar peraturan,
bertutur kata sopan. Ing Madya Mangun Karsa: Di tengah,
seorang pendidik harus memberi semangat dan inspirasi. Dalam hal ini saya akan
berupaya untuk selalu memberi semangat kepada siswa dengan cara melakukan
pendekatan holistic dan Tut Wuri Handayani: Di belakang,
seorang pendidik harus memberikan dorongan dan kebebasan untuk mandiri.
Dari 2 minggu ini saya memahami bahwa Pendidikan adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota
masyarakat. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan
kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya)
hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Ki Hadjar Dewantara mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau
tukang kebun. Anak-anak seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam di lahan
yang telah disediakan. Dalam proses “menuntun” anak diberi kebebasan namun
pendidik sebagai “pamong” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang “Pamong” dapat memberikan
“tuntunan” agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Future (Penerapan)
Dengan pembelajaran selama 2 minggu ini saya ingin
merealisasikan dalam proses pembelajaran saya di kelas dengan :
1.
Menciptakan pembelajaran yang
berpusat pada murid
2.
Pembangunan Budi Pekerti
dan berfokus pada proses bukan hasil.
3.
Pembelajaran sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman
4.
Pembelajaran yang Merdeka
dan menyenangkan
5.
Guru bersifat Among, sesuai
semboyan atau Trilogi Ki Hadjar Dewantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar