Elaborasi
pada modul 1.4, Senin 12 Agustus 2024 yang diikuti oleh CGP Angkatan 11 Kab,
Jembrana dengan instruktur Bpk I Ketut Latri membahas tentang pentingnya
menerapkan disiplin positif dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan
inklusif. Konsep disiplin positif dihubungkan dengan filosofi pendidikan Ki
Hajar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun anak sesuai kodratnya.
Beberapa poin
penting yang dibahas:
- Teori Kontrol: Setiap individu memiliki kendali
atas dirinya sendiri. Guru atau orang tua tidak dapat mengontrol perilaku
orang lain.
- Model Berpikir Menang-Menang: Membangun
kolaborasi dan konsensus melalui identifikasi kekuatan dan kebutuhan
masing-masing individu.
- Lima Posisi Kontrol: Guru atau pendidik dapat
mengambil berbagai posisi dalam menghadapi perilaku siswa, seperti
pendamping, pelatih, pemantau, dan manajer.
- Kebutuhan Dasar Manusia: Setiap individu memiliki
kebutuhan dasar yang berbeda-beda, seperti kebutuhan akan penghargaan,
kasih sayang, atau kebebasan.
- Restitusi: Proses untuk memahami motivasi di balik perilaku siswa dengan cara menstabilkan identitasnya, mengembalikannya ke kelompok, dan memvalidasi kebutuhannya.
Tujuan utama
dari penerapan disiplin positif adalah:
- Mewujudkan budaya positif di sekolah.
- Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan
nyaman bagi semua siswa.
- Mengembangkan potensi siswa secara maksimal.
- Membantu siswa belajar bertanggung jawab atas
tindakan mereka.
Intinya,
disiplin positif adalah pendekatan yang lebih berfokus pada pemahaman terhadap
individu dan motivasi di balik perilaku mereka, daripada sekedar memberikan
hukuman. Dengan menerapkan disiplin positif, diharapkan dapat tercipta hubungan
yang lebih positif antara guru, siswa, dan orang tua, sehingga proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar