18 Agustus 2024

Koneksi Antar Materi - Modul 1.4



Pada tahap ini CGP diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di paket Modul 1 dan membuat sebuah koneksi antar materi yang sudah dipelajari. CGP akan membuat sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi.

Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,  serta Visi Guru Penggerak. 

Sebagai Guru penggerak saya memiliki peran dalam membentuk lingkungan belajar yang positif dan kondusif. Dengan mengimplementasikan berbagai konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas/sekolah, segitiga restitusi, dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.sebagai Guru Penggerak harapan saya dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam budaya positif sekolah.

Budaya Positif

Budaya Positif adalah sebuah konsep yang mengacu pada pola-pola perilaku, nilai-nilai, norma-norma dan sikap-sikap yang mendukung pertumbuhan, perkembangan dan kesejahteraan individu atau kelompok. Budaya positif itu dapat diwujudkan melalui penerapan konsep-konsep inti, seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas dan segitiga restitusi dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.

Disiplin Positif

Disiplin positif adalah suatu pendekatan untuk menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah. Tujuan dari Disiplin Positif adalah untuk menanamkan motivasi kepada murid-murid, agar mereka menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Motivasi ini berasal dari diri murid (intrinsik) sehingga akan berdampak jangka panjang dan tidak akan berpengaruh dengan adanya hukuman dan hadiah.

Motivasi Prilaku Manusia

Motivasi prilaku manusia, motivasi intrinsic yaitu Menjadi orang yang diinginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang dipercaya. Motivasi ekstrinsik Menghindari ketidaknyamanan, mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.

Lima Posisi Kontrol

Lima Posisi Kontrol : Penghukum, Pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer Diantara kelima posisi kontrol tersebut, seorang guru hendaknya menggunakan posisi kontrol sebagai Manager. Karena pada posisi ini mengacu pada restitusi yang mendorong murid untuk menjadi manager bagi dirinya sendiri sehingga tercipta identitas Positif berdasarkan motivasi intrinsiknya.

Keyakinan Kelas

Keyakinan Kelas Merupakan nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa dan agama. Keyakinan kelas dibuat secara bersama-sama dengan seluruh murid, yang mempunyai nilai-nilai kebajikan yang dapat dipercaya.



Segitiga Restitusi

Segitiga Restitusi Guru yang berperan sebagai Manager, menerapkan Segitiga Restitusi dalam menyelesaikan masalah melalui tiga tahap. Dengan tujuan mengarahkan murid menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab.

Keterkaitan Budaya Positif dengan materi sebelumnya, yaitu: Filosofi Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak serta Visi Guru Penggerak.

Modul 1.1

Seorang guru harus mampu menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menuntun sesuai dengan kodrat murid

Modul 1.2

Guru juga perlu memahami nilai dan peran dirinya dalam mewujudkan pendidikan yang bermuara pada terciptanya karakter Profil Pelajar Pancasila.

Modul 1.3

Guru perlu memiliki visi agar bisa menjadi pendidik yang baik. Visi dapat tercapai bila terukur, konkrit dan sistematis. Sehingga guru perlu menggunakan pendekatan IA dan prakarsa perubahan melalui BAGJA.

Modul 1.4

Jika tahapan-tahapan BAGJA diimplementasikan, maka akan terbentuk Budaya Positif yang memunculkan lingkungan aman dan nyaman sehingga kemerdekaan murid terwujud dan tujuan pendidikan tercapai.

Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep inti yang telah anda pelajari di modul ini. Yaitu disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk anda dan diluar dugaan?

Pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang saya pelajari dari modul ini yaitu pendidikan yang berpihak kepada anak. Guru bertugas mengayomi dan menuntun siswa. Salah satu cara membangun budaya positif dengan membuat keyakinan kelas bersama siswa. Ada 5 peran kontrol yang dilakukan guru, peran terbaik yang diharapkan sebagai manajer. Apabila siswa melakukan kesalahan, guru menggali terlebih dahulu kebutuhan dasar apa yang belum terpenuhi dan salah satu alternatif penyelesainnya lakukan dengan segitiga restitusi

Hal menarik bagi saya dan diluar dugaan yaitu menyelesaikan masalah yang dilakukan siswa dengan segitiga restitusi disini saya mulai memahami penyelesaian dengan segitiga restitusi membuat siswa mau mengakui kesalahan dan mampu menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya

Perubahan apa yang terjadi pada cara berfikir anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah anda setelah mempelajari mudul ini?

Saya mulai memahami bahwa menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung akan mendorong siswa untuk berperilaku baik secara sukarela. Hukuman saya anggap sebagai langkah terakhir dan lebih fokus pada perbaikan perilaku daripada hukuman semata.

Saya menyadari bahwa motivasi siswa tidak hanya berasal dari nilai, tetapi juga dari rasa ingin tahu, rasa memiliki, dan hubungan yang baik dengan guru serta teman sebaya.

Pengalaman yang seperti apakah yang pernah anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah anda?

Saya memiliki pengalaman terkait penerapan budaya positif ketika siswa tidak mengerjakan tugas yang saya berikan. Saat itu saya menanyakan alasan mengapa tidak mengerjakan tugas dan jawabannya karena minggu lalu ia tidak masuk sekolah. Kasus seperti ini sangat sering terjadi kepada siswa terkhusus di kelas yang saya ampu dan saya mencoba memposisikan diri sebagai manajer dengan begitu siswa mulai menyadari dan terbuka pikiran jika tidak masuk sekolah bukan berarti tidak mengerjakan tugas yang guru berikan.

Bagaimanakah perasaan anda ketika mengalami hal tersebut?

Perasaan saya ketika mengalami hal tersebut adalah merasa lebih tertantang terutama dalam hal kesabaran karena mengimplementasikan posisi guru sebagai manager dan menerapkan Segitiga Restitusi dalam menangani masalah memerlukan kesabaran yang tinggi, memerlukan perhatian, tenaga, dan berkelanjutan, untuk menyeleksaikan permasalahan siswa tentu saja dalam beberapa kasus tidak bisa dielesaikan dalam waktu singkat.

Saya juga merasa tertantang dalam menyusun strategi dan mensosialisasikan konsep Budaya Positif kepada seluruh warga sekolah, agar nantinya kami dapat berkolaborasi melakukan perubahan Budaya Positif di kelas maupun sekolah.

Menurut anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? adakah yang perlu diperbaiki?

Menurut saya, hal baik yang sudah ada di lingkungan kelas dan sekolah adalah Disiplin Positif, nilai-nilai kebajikan serta keyakinan kelas yang dibangun bersama dengan berpihak pada murid. Adapun yang perlu diperbaiki yaitu Posisi Kontrol seorang guru yang selama ini cenderung sebagai penghukum dan pembuat merasa bersalah, dengan mensosialisasikan budaya positif kepada rekan guru diharapkan guru dapat menaikkan level posisi kontrol menuju posisi seorang manager.

Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang sering anda pakai? Dan bagaimana perasaan anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang anda pakai dan bagaimana perasaan anda sekarang, apa perbedaannya?

Sebelum mempelajari modul ini, saya sering memposisikan diri membuat siswa merasa bersalah dan teman. Perasaan saya ketika itu biasa saja, saya merasa itu merupakan hal yang wajar ketika siswa melakukan kesalahan. Setelah mempelajari modul ini, posisi yang saya terapkan posisi manajer perasaan saya lebih bahagia karena tidak membuat siswa merasa sakit hatiimi dan rendah diri

Sebelum mempelajari modul ini, pernakhkah Anda menerapkan Segitiga Restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika ia, tahap mana yang anda praktelkan dan bagaimana anda mempraktekkannya?

Sebelumnya, saya pernah secara tidak sadar menggunakan konsep Segitiga Restitusi, namun tahapan Restitusinya tidak secara utuh. Tahapan yang pernah saya lakukan adalah menstabilkan identitas dan validasi tindakan yang salah. Saya belum sampai pada tahap menanyakan keyakinan, karena sebelumnya saya cenderung meminta murid melakukan perbaikan atas kesalahannya berdasarkan cara yang saya berikan, bukan pendapat ataupun cara dari murid itu sendiri.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik dilingkungan kelas maupun sekolah?

Hal yang menurut saya penting dalam menciptakan budaya positif adalah kolaborasi atau kerjasama yang baik semua warga sekolah maupun stakeholder yang ada dikelas maupun sekolah, serta sarana prasarana sekolah yang mendukung. Kerjasama warga sekolah dalam mewujudkan nilai-nilai kebajikan diperlukan agar dapat membangun budaya positif sekolah. Sarana prasarana sekolah sangat menunjang untuk mewujudkan sekolah yang nyaman, aman dan mendukung proses pembelajaran yang menyenangkan.

 


 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar