Refleksi Kompetensi Sosial dan Emosional
Selama menjadi
pendidik, Anda tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai
sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya
membantu Anda bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Soal 1
Apa
kejadiannya, kapan, di mana, siapa yang terlibat, apa yang membuat Anda memilih
merefleksikan peristiwa tersebut, dan bagaimana kejadiannya?
Selama saya
menjadi pendidik ada suatu peristiwa pada awal tahun pelajaran ini, yang
membuat saya sangat menyesal. Kejadian ini menjadi salah satu kegagalan saya
dalam mendidik siswa. Pada saat pembelajaran Informatika ketika mengajar saya
membawa masalah luar ke dalam kelas. Sehingga ketika mengajar dari awal
saya tidak ceria dan mengeluarkan kata dengan nada agak tinggi kepada siswa
yang tidak mengikuti aturan ketika masuk ke ruangan lab komputer.
Begitupun
pada saat pembelajaran saya cenderung menyalahkan siswa ketika mereka
tidak mengerti materi yang saya jelaskan juga pada saat siswa bertanya,
saya merasa mereka tidak memperhatikan ketika saya menjelaskan.
Selesai
pembelajaran saya merenung dan menyesal mengapa hari itu saya mengajar dengan
penuh emosi. Kejadian ini mengajarkan saya sebagai guru harus mampu
mengendalikan emosi walaupun sedang menghadapi masalah apapun terutama ketika
sedang berhadapan dengan siswa.
Soal 2
Bagaimana Anda
menghadapi krisis tersebut (coping)? Bagaimana Anda dapat bangkit
kembali (recovery) dan bertumbuh (growth) dari krisis
tersebut?
Saya
menyikapi peristiwa tersebut dengan menenangkan diri dan merenungkan tindakan
yang telah saya lakukan. Pada minggu berikutnya saya pun ingin mengembalikan
suasana kelas yang kondusif sehingga saya bertanya kepada mereka, guru
seperti apa yang diinginkan? Siswa pun menjawab mereka tidak ingin
memiliki guru yang suka marah-marah. Saya menyadari bahwa sikap saya terhadap
murid-murid sangat tidak tepat dan bisa merusak suasana belajar. Saya pun
meminta maaf kepada mereka dan membangun kembali suasana kelas yang kondusif
seperti yang telah disepakati dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya
kembali.
Soal 3
Gambarkan
diri Anda setelah melewati krisis tersebut.
Apa hal terpenting yang telah Anda pelajari dari krisis tersebut?Bagaimana
dampak pengelolaan krisis tersebut terhadap diri Anda dalam menjalankan peran
sebagai pendidik?
- Hal terpenting yang saya pelajari dari peristiwa
tersebut adalah bahwa kondisi emosional memiliki dampak yang sangat
signifikan terhadap proses pembelajaran. Saya menyadari bahwa suasana hati
dan emosi yang saya bawa ke dalam kelas dapat mempengaruhi motivasi dan
kinerja siswa yang saya ampu. Seperti yang saya rasakan ketika menjadi
siswa, guru yang tidak bisa mengontrol emosi membuat saya ketakutan dan
tidak nyaman. Ternyata setelah saya khilaf melakukan itu siswa saya pun
merasakannya
- Pengalaman mengelola krisis telah menjadi titik
balik dalam perjalanan saya sebagai pendidik. Saya telah belajar untuk
lebih memahami dan merespons kebutuhan emosional siswa, serta meningkatkan
kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan di lingkungan sekolah.
Komitmen saya untuk terus belajar dan berkembang akan memungkinkan saya
menjadi role model yang lebih baik bagi siswa serta memberikan kontribusi
yang lebih besar bagi dunia pendidikan.
- Melalui pengalaman ini, saya menyadari betapa
pentingnya kesejahteraan emosional dalam proses pembelajaran. Dengan
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, saya berharap dapat
membantu siswa mencapai potensi penuh mereka dan menjadi individu yang lebih
tangguh, empatik, dan siap menghadapi masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar