21 Oktober 2024

Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Dokumentasi Wawancara Bersama Kepsek SMPN 2 Mendoyo


Wawancara 1

Narasumber : I Putu Gunarsa,S.Pd.,M.Pd.

Kepala Sekolah: SMP Negeri 2 Mendoyo

 

Kasus yang pernah dihadapi oleh Bapak Gunarsa berkaitan dengan  guru yang sering izin untuk mengantar atau menjemput anaknya sekolah sehingga kelas menjadi kosong 15-20 menit dan menyebabkan siswa tidak mendapatkan pembelajaran secara efektif. Disatu sisi rasa kasihan dan peduli terhadap guru selain memiliki tanggung jawab sebagai guru juga tanggung jawab sebagai orang tua , di sisi lain tanggung jawab sebagai guru menjadi terabaikan.

 

Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Berdasarkan kasus tersebut, terjadi dilema etika yang ditandai dengan adanya pilihan yang sama-sama benar. Tidak ada bujukan moral dalam kasus ini karena tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi. Sehingga untuk mengidentifikasi antara dilema etika dan bujukan moral perlu dilihat dari tipe kasus dan pilihan yang muncul.

Selama ini bagaimana anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebijakan?

Selama ini dalam menjalankan pengambilan keputusan saya mempertimbangkan berbagai kepentingan dan melakukan komunikasi dengan seluruh warga sekolah, agar mendapatkan pertimbangan dalam memutuskan suatu permasalahan.

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Membuktikan apakah benar Guru tersebut tidak ada keluarga atau kerabat yang bisa mengantar/ menjemput anaknya. Mencari solusi dari permasalahannya dengan berdiskusi dengan guru yang bersangkutan.

Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada pengambilan kasus-kasus dilema etika?

Memastikan agar guru tersebut dapat menjamin kelas yang ditinggal bisa kondusif dan memberdayakan guru piket dan guru yang ada di sekolah.

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Sulit untuk mengatakan tidak boleh, karena memiliki anak yang masih dibawah umur perlu kehati-hatian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akan tetapi guru dapat mengkondisikan pembelajaran dikelas karena guru meninggalkan kelas pada saat pembelajaran.

Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang anda jalankan?

Tidak ada  jadwal khusus dalam menyelesaikannya, kasus diselesaikan segera pada saat itu.

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Para wakasek, guru piket dan stake holder sekolah.

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Pembelajaran yang dipetik adalah pengalaman belajar untuk merefleksi aturan yang ada dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

 

 

Dokumentasi Waeancara Bersama Kepsek  SDN 1 Mendoyo Dangin Tukad

Wawancara 2

Narasumber : I Gusti Kade Eri Gunawan,S.Pd.

Kepala Sekolah: SD Negeri 1 Mendoyo Dangin Tukad

 

Kasus yang pernah dihadapi oleh Bapak Eri Gunawan yaitu saat pengambilan keputusan terkait murid-murid yang yang tidak menggunakan seragam batik pada hari yang sudah ditentukan dikarenakan siswa belum bisa membeli baju seragam batik karena orang tua belum memiliki uang. Disatu sisi rasa kasihan dan peduli terhadap siswa karena berasal dari keluarga yang tidak mampu di sisi lain siswa sudah melanggar peraturan yang telah disepakati sekolah.

 

Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Berdasarkan kasus tersebut, terjadi dilema etika yang ditandai dengan adanya pilihan yang sama-sama benar dan sama-sama memiliki alasan yang masuk akal. Tidak ada bujukan moral dalam kasus ini karena tidak ada pelanggaran hukum yang terjadi. Sehingga untuk mengidentifikasi antara dilema etika dan bujukan moral perlu dilihat dari tipe kasus dan pilihan yang muncul.

Selama ini bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah anda, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebijakan?

Melakukan pendekatan dengan murid tersebut, memberi penguatan bahwa mematuhi aturan sangat penting agar tercipta kedisiplinan. Selain itu saya selaku Kepala Sekolah melakukan pendekatan melalui rapat dewan guru untuk memberikan bersama-sama mengumpulkan dana iuran untuk membelikan seragam siswa yang tidak mampu dan mendata siswa yang tidak mampu agar diajukan KIP pada Dapodik sekolah.

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Mencari tahu mengapa masalah ini bisa terjadi. Melakukan pendekatan dengan peserta didik dengan mengingatkan mereka bahwa hal terpenting tentang menjaga kedisiplinanan sekolah.

Hal-hal apa saja yang selama ini anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada pengambilan kasus-kasus dilema etika?

Melakukan pendekatan memberikan sosialisasi dengan menghadirkan orangtua/wali siswa berkoordinasi dengan komite sekolah

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Merubah mindset siswa, karakter siswa, penanaman moral pada diri siswa agar dapat memahami dan mejalankan bahwa bagaimana kewajiban mereka sebagai seorang murid.

Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang anda jalankan?

Fleksibel kasus yang bersifat urgen yang perlu penanganan segera akan diselesaikan pada saat itu juga sedangkan kasus yang perlu kolaborasi antara orang tua, guru dan siswa diselesaikan pada  jadwal yang telah disepakati.

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Ketua komite, rekanan, wali kelas.

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Pembelajaran yang dipetik adalah sebelum memutuskan sesuatu kita harus pikirkan dengan sebaik-baiknya keputusan yang akan kita ambil, dengan musyawarah dan melakukan kolaborasi dengan pihak terkait.

 
Analisis dan refleksi

1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Dalam wawancara ini, hal menarik yang saya temukan yaitu dua Kepala Sekolah dengan gaya kepemimpinan yang berbeda mampu bersinergi dalam mengelola sekolah. Satu sosok yang tegas dan berorientasi pada aturan, sementara yang lain lebih fleksibel dan humanis. Keduanya memiliki cara pandang yang unik dalam menghadapi permasalahan. Satu lebih menekankan pada aspek keadilan, sementara yang lain lebih memperhatikan aspek rasa peduli. Namun, di balik perbedaan ini, terdapat kesamaan yang mendasari: komitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi semua.

Tidak ada hal yang mengganjal selama wawancara berlangsung karena kedua Kepala Sekolah menunjukkan pemahaman yang baik tentang apa yang merupakan dilema etika dan bujukan moral dalam konteks sekolah. Mereka memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi situasi-situasi di mana keputusan sulit harus diambil.

2. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?


Persamaan


Kedua Kepala Sekolah memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang merupakan dilema etika dan bujukan moral dalam konteks sekolah. Mereka dapat mengidentifikasi situasi-situasi yang memerlukan pengambilan keputusan etis.


Kedua Kepala Sekolah menekankan pentingnya pada nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan. Mereka menjadikan etika dan moral dalam mengatasi dilema. Keduanya menyoroti kerjasama dengan stakeholder, seperti komite sekolah atau orang tua, dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dilema etika


Perbedaan


Ada perbedaan dalam langkah-langkah atau prosedur yang mereka ikuti dalam pengambilan keputusan. Pak Gunarsa hukum dan regulasi, sementara Pak Eri menekankan pada konsultasi dengan guru dan komite sekolah.


3. Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Rencana kedepan, harus adanya prosedur khusus dalam mengambil keputusan sehingga dapat diukur seberapa efektif hasil pengambilan keputusan tersebut dilihat dari faktor resiko atau dampaknya. Kedua Kepala Sekolah akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika dengan berdasarkan paradigma dan prinsip yang sesuai dengan kasus yang dihadapi dan mengujinya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga diperoleh hasil keputusan yang bijaksana, mulai dari lingkup terdekat yaitu di lingkungan kelas saat menyelesaikan kasus yang dihadapi oleh murid.

4. Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?


  • Saya sangat menekankan pentingnya etika dalam pengambilan keputusan. Setiap langkah yang diambil diarahkan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku.
  • Saya menyadari bahwa keputusan yang baik melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, saya menekankan pentingnya melibatkan semua pihak yang relevan, seperti orang tua, staf sekolah, dan guru BK, dalam proses pengambilan keputusan.
  • Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya menyadari bahwa  memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan semua pihak. Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip etika dalam pengambilan keputusan.
  • Saya tidak hanya berfokus pada penerapan langkah-langkah yang ada, tetapi juga menekankan pentingnya belajar dan berkembang. Melalui refleksi dan evaluasi terhadap keputusan yang telah diambil, saya berharap dapat terus meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi dilema-dilema etika di masa depan.

No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

1.

Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

A

2.

Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

A

3.

Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

A

4.

Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

A

5.

Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

A

6.

Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari  materi yang Anda ingin sampaikan?

A



 

 

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar