Dokumentasi Wawancara Bersama Kepsek SMPN 2 Mendoyo |
Wawancara 1
Narasumber : I Putu Gunarsa,S.Pd.,M.Pd.
Kepala Sekolah: SMP Negeri 2 Mendoyo
Kasus
yang pernah dihadapi oleh Bapak Gunarsa berkaitan dengan guru yang sering izin untuk mengantar atau
menjemput anaknya sekolah sehingga kelas menjadi kosong 15-20 menit dan
menyebabkan siswa tidak mendapatkan pembelajaran secara efektif. Disatu sisi rasa
kasihan dan peduli terhadap guru selain memiliki tanggung jawab sebagai guru
juga tanggung jawab sebagai orang tua , di sisi lain tanggung jawab sebagai guru
menjadi terabaikan.
Selama
ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema
etika atau bujukan moral?
Berdasarkan
kasus tersebut, terjadi dilema etika yang ditandai dengan adanya pilihan yang
sama-sama benar. Tidak ada bujukan moral dalam kasus ini karena tidak ada
pelanggaran hukum yang terjadi. Sehingga untuk mengidentifikasi antara dilema
etika dan bujukan moral perlu dilihat dari tipe kasus dan pilihan yang muncul.
Selama
ini bagaimana anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama
untuk kasus-kasus dimana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau
sama-sama mengandung nilai kebijakan?
Selama
ini dalam menjalankan pengambilan keputusan saya mempertimbangkan berbagai
kepentingan dan melakukan komunikasi dengan seluruh warga sekolah, agar
mendapatkan pertimbangan dalam memutuskan suatu permasalahan.
Langkah-langkah
atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?
Membuktikan apakah benar Guru tersebut tidak ada
keluarga atau kerabat yang bisa mengantar/ menjemput anaknya. Mencari solusi
dari permasalahannya dengan berdiskusi dengan guru yang bersangkutan.
Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif
dalam pengambilan keputusan pada pengambilan kasus-kasus dilema etika?
Memastikan agar guru tersebut dapat menjamin kelas
yang ditinggal bisa kondusif dan memberdayakan guru piket dan guru yang ada di
sekolah.
Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan
dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Sulit untuk mengatakan tidak boleh, karena memiliki
anak yang masih dibawah umur perlu kehati-hatian agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan akan tetapi guru dapat mengkondisikan pembelajaran
dikelas karena guru meninggalkan kelas pada saat pembelajaran.
Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal
tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung
menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya,
bentuk atau prosedur seperti apa yang anda jalankan?
Tidak ada jadwal khusus dalam menyelesaikannya, kasus
diselesaikan segera pada saat itu.
Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama
ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam
kasus-kasus dilema etika?
Para wakasek, guru piket dan stake holder sekolah.
Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran
apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema
etika?
Pembelajaran yang dipetik adalah pengalaman belajar
untuk merefleksi aturan yang ada dan tindakan apa yang akan dilakukan
selanjutnya.
Wawancara 2
Narasumber : I Gusti Kade Eri Gunawan,S.Pd.
Kepala Sekolah: SD Negeri 1 Mendoyo Dangin Tukad
Kasus yang pernah dihadapi oleh Bapak Eri Gunawan
yaitu saat pengambilan keputusan terkait murid-murid yang yang tidak
menggunakan seragam batik pada hari yang sudah ditentukan dikarenakan siswa belum
bisa membeli baju seragam batik karena orang tua belum memiliki uang. Disatu
sisi rasa kasihan dan peduli terhadap siswa karena berasal dari keluarga yang
tidak mampu di sisi lain siswa sudah melanggar peraturan yang telah disepakati
sekolah.
Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi
kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?
Berdasarkan kasus tersebut, terjadi dilema etika yang
ditandai dengan adanya pilihan yang sama-sama benar dan sama-sama memiliki
alasan yang masuk akal. Tidak ada bujukan moral dalam kasus ini karena tidak
ada pelanggaran hukum yang terjadi. Sehingga untuk mengidentifikasi antara
dilema etika dan bujukan moral perlu dilihat dari tipe kasus dan pilihan yang
muncul.
Selama ini bagaimana Anda menjalankan pengambilan
keputusan di sekolah anda, terutama untuk kasus-kasus dimana ada dua
kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebijakan?
Melakukan pendekatan dengan murid tersebut, memberi
penguatan bahwa mematuhi aturan sangat penting agar tercipta kedisiplinan.
Selain itu saya selaku Kepala Sekolah melakukan pendekatan melalui rapat dewan guru untuk memberikan bersama-sama mengumpulkan
dana iuran untuk membelikan seragam siswa yang tidak mampu dan mendata siswa
yang tidak mampu agar diajukan KIP pada Dapodik sekolah.
Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda
lakukan selama ini?
Mencari tahu mengapa masalah ini bisa terjadi. Melakukan
pendekatan dengan peserta didik dengan mengingatkan mereka bahwa hal terpenting
tentang menjaga kedisiplinanan sekolah.
Hal-hal apa saja yang selama ini anda anggap efektif
dalam pengambilan keputusan pada pengambilan kasus-kasus dilema etika?
Melakukan pendekatan memberikan sosialisasi dengan
menghadirkan orangtua/wali siswa berkoordinasi dengan komite sekolah
Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan
dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Merubah mindset siswa, karakter siswa, penanaman moral
pada diri siswa agar dapat memahami dan mejalankan bahwa bagaimana kewajiban
mereka sebagai seorang murid.
Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal
tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung
menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya,
bentuk atau prosedur seperti apa yang anda jalankan?
Fleksibel kasus yang bersifat urgen yang perlu
penanganan segera akan diselesaikan pada saat itu juga sedangkan kasus yang
perlu kolaborasi antara orang tua, guru dan siswa diselesaikan pada jadwal yang telah disepakati.
Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama
ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam
kasus-kasus dilema etika?
Ketua komite, rekanan, wali kelas.
Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran
apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema
etika?
Pembelajaran yang dipetik adalah sebelum memutuskan
sesuatu kita harus pikirkan dengan sebaik-baiknya keputusan yang akan kita
ambil, dengan musyawarah dan melakukan kolaborasi dengan pihak terkait.
Analisis dan refleksi
1. Hal-hal menarik
apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa
yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda
pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda
dapatkan?
Dalam
wawancara ini, hal menarik yang saya temukan yaitu dua Kepala Sekolah dengan
gaya kepemimpinan yang berbeda mampu bersinergi dalam mengelola sekolah. Satu
sosok yang tegas dan berorientasi pada aturan, sementara yang lain lebih
fleksibel dan humanis. Keduanya memiliki cara pandang yang unik dalam
menghadapi permasalahan. Satu lebih menekankan pada aspek keadilan, sementara
yang lain lebih memperhatikan aspek rasa peduli. Namun, di balik perbedaan ini,
terdapat kesamaan yang mendasari: komitmen untuk menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif bagi semua.
Tidak
ada hal yang mengganjal selama wawancara berlangsung karena kedua Kepala
Sekolah menunjukkan pemahaman yang baik tentang apa yang merupakan dilema etika
dan bujukan moral dalam konteks sekolah. Mereka memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasi situasi-situasi di mana keputusan sulit harus diambil.
2. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?
Persamaan
Kedua Kepala Sekolah memiliki
pemahaman yang kuat tentang apa yang merupakan dilema etika dan bujukan moral
dalam konteks sekolah. Mereka dapat mengidentifikasi situasi-situasi yang
memerlukan pengambilan keputusan etis.
Kedua Kepala Sekolah menekankan pentingnya pada nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan. Mereka menjadikan etika dan moral dalam mengatasi dilema. Keduanya menyoroti kerjasama dengan stakeholder, seperti komite sekolah atau orang tua, dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dilema etika
Perbedaan
Ada perbedaan dalam
langkah-langkah atau prosedur yang mereka ikuti dalam pengambilan keputusan. Pak Gunarsa hukum dan regulasi, sementara Pak Eri menekankan pada konsultasi dengan guru dan komite sekolah.
3. Apa
rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang
mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas
pengambilan keputusan mereka?
Rencana kedepan, harus adanya prosedur khusus dalam mengambil keputusan sehingga dapat diukur seberapa efektif hasil pengambilan keputusan tersebut dilihat dari faktor resiko atau dampaknya. Kedua Kepala Sekolah akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika dengan berdasarkan paradigma dan prinsip yang sesuai dengan kasus yang dihadapi dan mengujinya menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga diperoleh hasil keputusan yang bijaksana, mulai dari lingkup terdekat yaitu di lingkungan kelas saat menyelesaikan kasus yang dihadapi oleh murid.
4. Bagaimana Anda sendiri
akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada
murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan
menerapkannya?
- Saya sangat menekankan pentingnya etika dalam pengambilan keputusan. Setiap langkah yang diambil diarahkan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya menguntungkan individu, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku.
- Saya menyadari bahwa keputusan yang baik melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, saya menekankan pentingnya melibatkan semua pihak yang relevan, seperti orang tua, staf sekolah, dan guru BK, dalam proses pengambilan keputusan.
- Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya menyadari bahwa memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan semua pihak. Oleh karena itu, saya berkomitmen untuk menjadi contoh dalam menerapkan prinsip-prinsip etika dalam pengambilan keputusan.
- Saya tidak hanya berfokus pada penerapan langkah-langkah yang ada, tetapi juga menekankan pentingnya belajar dan berkembang. Melalui refleksi dan evaluasi terhadap keputusan yang telah diambil, saya berharap dapat terus meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi dilema-dilema etika di masa depan.
No. |
Tugas |
Ada (A)/ Tidak Ada (TA) |
1. |
Isi: Hal-hal
menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan
mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan
hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah
pengujian, apa yang Anda dapatkan? |
A |
2. |
Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3
pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan.
Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa
yang membedakan? |
A |
3. |
Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan
dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika?
Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka? |
A |
4. |
Isi: Bagaimana Anda sendiri akan
menerapkan pengambilan keputusan dilema etika
pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda
yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya? |
A |
5. |
Teknis: Kejelasan suara/tulisan
di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda
mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain
membaca tulisan Anda? |
A |
6. |
Teknis: Durasi waktu/panjang
tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau
apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan
kepadatan/intisari materi yang Anda
ingin sampaikan? |
A |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar