Sore ini, Kamis pukul 15.30 s/d 17.00 Wita kegiatan Elaborasi
Pemahaman Modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya yang
dipandu oleh instruktur Rosiati Yo. Elaborasi berjalan sangat interaktif dengan
instruktur yang selalu mengajak Calon Guru Penggerak untuk berpartisipasi aktif
dalam ruang elaborasi. Adapun pembahasan dengan tema Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya dapat saya tuangkan sebagai berikut:
Melihat Potensi di Setiap Sudut: Pendekatan Berbasis
Aset dalam Pendidikan
Pernahkah Bpk/Ibu merasa bahwa sekolah Bpk/Ibu
memiliki banyak kekurangan? Mungkin jumlah siswa yang sedikit, fasilitas yang
kurang memadai, atau bahkan terbatasnya sumber daya. Namun, tahukah Bpk/Ibu
bahwa setiap kekurangan pasti menyimpan potensi yang belum tergali? Pendekatan
berbasis aset mengajak kita untuk mengubah cara Bpk/Ibu terhadap permasalahan, dengan fokus pada
kekuatan dan potensi yang ada.
Dari Kekurangan Menjadi Kekuatan
Dalam dunia pendidikan, pendekatan berbasis aset
mendorong kita untuk melihat setiap sekolah sebagai sebuah ekosistem yang unik,
dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Alih-alih terpaku pada kekurangan,
kita diajak untuk menggali lebih dalam dan menemukan aset-aset yang dapat
menjadi kekuatan pendorong perubahan.
Contohnya:
- Sekolah
kecil: Justru bisa
memberikan perhatian yang lebih individual kepada setiap siswa,
menciptakan hubungan yang lebih dekat antara guru dan murid.
- Fasilitas
terbatas: Bisa menjadi
tantangan untuk berpikir kreatif dan mencari solusi inovatif. Misalnya,
memanfaatkan teknologi yang ada secara maksimal atau menjalin kerjasama
dengan komunitas sekitar.
- Sumber daya
manusia yang terbatas: Justru
bisa menjadi kesempatan untuk mengembangkan potensi setiap individu, baik
guru maupun siswa.
Mengapa Pendekatan Berbasis Aset Penting?
- Fokus pada
Solusi: Dengan fokus
pada aset, kita akan lebih terdorong untuk mencari solusi atas
permasalahan yang ada, bukan hanya mengeluhkan kekurangan.
- Meningkatkan
Motivasi: Melihat
potensi yang ada dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja sama dalam
komunitas sekolah.
- Membangun
Kepercayaan Diri: Ketika
kita menyadari kekuatan yang kita miliki, kepercayaan diri akan meningkat
dan kita akan lebih berani menghadapi tantangan.
- Membentuk
Budaya Positif: Pendekatan
berbasis aset dapat menciptakan budaya positif di sekolah, di mana setiap
individu merasa dihargai dan memiliki peran penting.
Langkah-langkah Mengimplementasikan Pendekatan
Berbasis Aset
- Identifikasi
Aset: Mulailah dengan
mengidentifikasi semua aset yang ada di sekolah Bpk/Ibu, baik itu aset
fisik, sosial, maupun manusia.
- Analisis
SWOT: Lakukan analisis SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi sekolah.
- Buat Rencana
Aksi: Kembangkan rencana aksi
yang berfokus pada pemanfaatan aset untuk mengatasi kelemahan dan meraih
peluang.
- Libatkan
Semua Pihak: Libatkan
seluruh anggota komunitas sekolah, mulai dari guru, siswa, orang tua,
hingga staf tata usaha, dalam proses identifikasi, analisis, dan
perencanaan.
- Evaluasi dan
Perbaikan: Lakukan
evaluasi secara berkala untuk melihat sejauh mana rencana aksi telah
berhasil dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
Kesimpulan
Pendekatan berbasis aset menawarkan sebuah perspektif
yang segar dalam dunia pendidikan. Dengan mengubah cara pBpk/Ibung kita
terhadap permasalahan, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih
positif, inovatif, dan berpusat pada siswa. Ingatlah, setiap sekolah memiliki
potensi yang luar biasa. Tinggal bagaimana kita menggali dan mengembangkannya.
Pertanyaan untuk Diskusi:
- Apa saja aset
terbesar yang dimiliki sekolah Bpk/Ibu?
- Bagaimana Bpk/Ibu
dapat melibatkan seluruh anggota komunitas sekolah dalam menerapkan
pendekatan berbasis aset?
- Tantangan apa
yang mungkin Bpk/Ibu hadapi dalam mengimplementasikan pendekatan ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar