20 Oktober 2024

Ruang Kolaborasi Sesi Presentasi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

 


Rukol sesi presentasi pada modul 3.1 ini diselenggarakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2024. Tujuan Pembelajaran dari sesi ini adalah CGP dapat berbagi, berkolaborasi dan menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Adapun tugas yang harus dilaksankakan oleh CGP yaitu:

  • Setiap kelompok (yang terdiri dari 3 - 4 orang) ditugaskan mencari suatu studi kasus yang berisi suatu unsur dilema etika.
  • Menentukan paradigma, prinsip dan tahapan pengambilan keputusan.
  • Setiap anggota kelompok membagi pengalaman dan gagasannya dalam pengambilan keputusan terhadap studi kasus pilihan

KASUS DILEMA ETIKA

Saat itu saya mengajar di kelas 6. Kebetulan di semester 2, salah satu siswa saya sering ijin tidak sekolah karena menjaga ibunya yang sedang sakit, sehingga prestasinya menurun. Di sisi lain ada siswa yang kemampuan akademiknya kurang tetapi ia rajin sekolah. Saya sempat dilema karena siswa saya banyak yang berpikir kritis, mereka menanyakan kondisi temannya yang jarang hadir apakah diperbolehkan mengikuti Ujian Sekolah dan nilainya apakah sama dengan kita yang rajin sekolah. Sebelumnya saya memberitahu mereka kondisi temannya tersebut dan menyampaikan kalau ia tetap belajar serta mengerjakan tugas secara daring.

 

Melihat hal tersebut saya langsung menghadap ke kepala sekolah dan menyampaikan ke rekan-rekan guru terkait permasalahan di kelas. Karena saya ingin anak tersebut tetap bisa mendapatkan haknya dengan menjalankan kewajibannya kemudian saya ingin siswa yang lain tidak merasa diperlakukan secara tidak adil. Jadi hal yang saya lakukan yaitu bersama kepala sekolah saya mencari siswa tersebut dan bertemu dengan ibunya, saya sampaikan tujuan saya kesana dan solusi yang saya dan kepala sekolah berikan agar siswa itu mau kembali rajin masuk sekolah, sehingga tidak ada rasa ketidakadilan di antara siswa di kelas.

Paradigma yang digunakan adalah Keadilan lawan rasa kasihan . Prinsip Berpikir berbasis rasa peduli (Care Based-Thinking)

Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut adalah Nilai keadilan dan Empati

Yang terlibat dalam situasi tersebut adalah Guru dan siswa

fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut yaitu, Siswa sering ijin tidak sekolah karena menjaga ibunya yang sedang sakit, dan banyak siswa di dalam kelas yang protes

Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

  • Tidak ada aspek pelanggaran hukum pada uji legal
  • Ada pelanggaran kode etik profesi pada uji regulasi karena guru menutupi kesalahan siswa tersebut di depan siswa lainnya
  • Menurut kami tidak yang salah dari kasus tersebut pada pengujian intuisi
  • Jika pilihan tersebut dipublikasikan kami akan merasa nyaman, karena tujuan dari pilihan tersebut untuk membantu peserta didik
  • Keputusan yang panutan kami ambil adalah berkomunikasi dengan atasan dan rekan sejawat untuk menemukan solusi

Paradigma yang terjadi pada situasi tersebut adalah keadilan lawan rasa kasihan

prinsip penyelesaian dilema yang dipakai yaitu, Berpikir Berbasis Rasa Peduli (care-based thinking)

Opsi Trilemma: memberikan waktu luang untuk siswa tersebut pulang ketika sudah waktu jam makan ibunya, jadi dia tetap masuk sekolah sambil mengurus ibunya yang sedang sakit karena kebetulan jarak rumah dan sekolah tidak terlalu jauh.

keputusan yang diambil, berkomunikasi dengan Kepala sekolah dan rekan guru yang lain,lalu mengambil keputusan terbaik yaitu, siswa diberi keringanan dalam menjalankan proses belajar sehingga siswa tersebut tetap bisa menyelesaikan tugasnya sebagai siswa dan tanggung jawabnya sebagai anak, dalam merawat ibunya. Sementara, siswa lainnya juga mendapat keadilan tanpa merasa dicurangi.

refleksi: terjadi dilema etika karena saya dihadapkan pada situasi yang memberikan pilihan yang keduanya benar. Bila saya membiarkan anak tersebut kemungkinan siswa itu akan tetap malas sekolah atau bahkan bisa berhenti sekolah. Namun jika saya mengabaikan kritikan dari siswa lainnya maka akan menimbulkan rasa ketidakadilan. Oleh sebab itu, ada kalanya kita harus mempertimbangkan sesuatu yang berpihak kepada murid seperti unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan.

Apakah tahapan pengujian kasus sudah tepat?

Menurut kelompok kami sudah tepat Karena pengambilan keputusan pada kasus tersebut sudah memuat analisis paradigma, prinsip dan 9 langkah tahapan pengujian kasus

Kira-kira sudah tepatkah pilihan keputusan dalam kasus tersebut?

Menurut kelompok kami, pilihan yang diambil sudah tepat,

meski masih ada kesalahan/pelanggaran kode etik pada uji regulasi

Namun jika terjadi kondisi terburuk, yaitu anak tersebut putus sekolah karena masalah yang dihadapi, kira-kira apa keputusan terbaik yang dapat diambil? bagaimana jika pertanyaan ini kita bahas dalam sesi diskusi?

 

 

 


 



 



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar