14 November 2024

Eksplorasi Konsep - Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid



Refleksi

Setelah membaca beberapa situasi yang dideskripsikan di atas, lakukan refleksi dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
  2. Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba mempertimbangkan ‘suara’; ‘pilihan’; dan ‘kepemilikan’ murid untuk mendorong tumbuhnya kepemimpinan murid.  Jelaskan jawaban Ibu/Bapak.
  3. Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!

Situasi 1: Program Kebun Cahaya di TK

  • Jenis Kegiatan: Intrakurikuler (diintegrasikan dalam pembelajaran sehari-hari)
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Guru memberikan ruang bagi murid untuk menyampaikan ide, memilih jenis tanaman, dan bertanggung jawab dalam merawat kebun. Murid merasa memiliki kebun tersebut karena ide awalnya berasal dari mereka.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Mandiri: Murid belajar bertanggung jawab atas tugas dan keputusan mereka.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam merawat kebun dan saling membantu.
    • Berkebhinekaan Global: Murid belajar menghargai keberagaman ide dan bekerja sama dengan teman yang berbeda.

Situasi 2: Merancang Layout Kelas di SD

  • Jenis Kegiatan: Intrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kebebasan untuk merancang layout kelas sesuai dengan keinginan mereka. Meskipun awalnya guru merasa kurang setuju, namun guru tetap menghormati pilihan murid dan memberikan kesempatan untuk mengevaluasi sendiri pilihan mereka.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Kreatif: Murid bebas berkreasi dalam merancang layout kelas.
    • Bernalar Kritis: Murid belajar mengevaluasi hasil kerja mereka dan memberikan solusi atas masalah yang muncul.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam memutuskan layout kelas yang terbaik.

Situasi 3: Studi Wisata di SMP

  • Jenis Kegiatan: Ekstrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid dilibatkan dalam seluruh proses perencanaan studi wisata, mulai dari pemilihan destinasi hingga perencanaan kegiatan. Murid merasa memiliki kegiatan ini karena ide-ide mereka didengarkan dan dihargai.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Bergotong Royong: Murid bekerja sama dalam merencanakan dan melaksanakan studi wisata.
    • Mandiri: Murid belajar bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.
    • Bernalar Kritis: Murid belajar menganalisis berbagai pilihan dan mengambil keputusan yang rasional.

Situasi 4: Ekstrakurikuler Daring di SMA

  • Jenis Kegiatan: Ekstrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kesempatan untuk mengusulkan kegiatan ekstrakurikuler yang ingin mereka lakukan. Murid juga diberikan kesempatan untuk menjadi pengajar bagi teman-temannya.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Kreatif: Murid mampu menciptakan ide-ide baru untuk kegiatan ekstrakurikuler.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam mengorganisir kegiatan ekstrakurikuler.
    • Mandiri: Murid berani mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas tugasnya.

Situasi 5: Proyek Pakan Ternak Organik di SMK

  • Jenis Kegiatan: Intrakurikuler (Proyek pembelajaran)
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kebebasan untuk memilih topik proyek, melakukan penelitian, dan menemukan solusi atas permasalahan yang ada.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Bernalar Kritis: Murid menggunakan pemikiran kritis untuk menganalisis masalah dan mencari solusi.
    • Kreatif: Murid mampu menciptakan produk baru yang inovatif.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam menyelesaikan proyek.

Situasi 6: Program ITS di SMK

  • Jenis Kegiatan: Ekstrakurikuler
  • Suara, Pilihan, Kepemilikan Murid: Murid diberikan kesempatan untuk mengusulkan program ekstrakurikuler, merencanakan kegiatan, dan mengelola program tersebut.
  • Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
    • Mandiri: Murid mampu mengelola program secara mandiri.
    • Gotong Royong: Murid bekerja sama dalam menjalankan program.
    • Kreatif: Murid mampu mengembangkan ide-ide baru untuk program tersebut.

Kesimpulan Umum

Dalam semua situasi di atas, guru berperan penting dalam memfasilitasi tumbuhnya kepemimpinan murid dengan cara:

  • Memberikan ruang untuk berpendapat: Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk menyampaikan ide dan pendapat mereka.
  • Memberikan pilihan: Guru memberikan beberapa pilihan kepada murid sehingga murid merasa memiliki bagian dalam pengambilan keputusan.
  • Memberikan tanggung jawab: Guru memberikan tanggung jawab kepada murid untuk melaksanakan tugas yang telah mereka pilih.
  • Memberikan dukungan: Guru memberikan dukungan dan bimbingan kepada murid dalam proses belajar dan berkembang.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan pembelajaran yang melibatkan murid secara aktif, sekolah dapat mengembangkan profil pelajar Pancasila yang holistik dan komprehensif.

Pentingnya Melibatkan Murid

Melibatkan murid secara aktif dalam proses pembelajaran memiliki banyak manfaat, antara lain:

  • Meningkatkan motivasi belajar: Murid akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka merasa terlibat dan memiliki bagian dalam proses pembelajaran.
  • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Murid akan terlatih untuk berpikir kritis dalam menganalisis masalah dan mencari solusi.
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi: Murid akan terlatih untuk berkomunikasi secara efektif dengan teman sebaya dan guru.
  • Meningkatkan rasa percaya diri: Murid akan merasa lebih percaya diri jika mereka berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan.

Implikasi bagi Praktik Pendidikan

Guru perlu terus berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi tumbuh kembangnya kepemimpinan murid. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

  • Merancang pembelajaran yang berpusat pada murid: Guru perlu merancang pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari murid.
  • Memberikan kesempatan kepada murid untuk bereksplorasi: Guru perlu memberikan ruang bagi murid untuk mencoba hal-hal baru dan mengembangkan minat dan bakat mereka.
  • Menciptakan suasana kelas yang kolaboratif: Guru perlu menciptakan suasana kelas yang terbuka dan saling menghormati sehingga murid merasa nyaman untuk berbagi ide dan bekerja sama dengan teman sebaya.
  • Menjadi fasilitator pembelajaran: Guru perlu beralih dari peran sebagai penyampai informasi menjadi fasilitator pembelajaran yang membantu murid dalam membangun pengetahuan dan keterampilan mereka.

Dengan demikian, sekolah dapat mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar